Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Membaca Bambu Unik “Junjung Derajat – Songgo Buwono” Mengungkap Makna
Di kalangan pengaji ilmu pring (deling), bambu unik dengan spesifikasi seperti ini disebut deling “Junjung Derajat – Songgo Buwono”.
Editor: Toni Bramantoro
Al jasad terdiri dari jasmani sekujur tubuh, dai kaki sampai ujung rambut, termasuk dalam tubuh.
Al nabati adalah genetik DNA. Al ‘aql adalah inteletual, akal fikiran. An nafsi yang didalamnya roh rewani sukma. Dan roh rohani adalah insting dalam hati untuk memilih naf kanan positif dan naf kiri negatif.
Sementara apa yang disimbolisasikan dalam deling “Junjung Derajat – Songgo Buwono”, di mana sebatang deling bercabang 9 menandai ungkapan makna, yaitu; (1) al hayat, (2) roh rabani, (3) roh nurani, (4) roh rahmani, (5) al jasad, (6) an nabati, (7) al ‘aql, (8) roh rewani sukma, (9) roh rohani.
Adapun jumlah petel 9 tapi ada 4 petel yang utama, karena dari 9 dibagi menjadi 4 bagian utama, yaitu; (1) ar ruh al idhofi, (2) al jasad, (3) ar ruhal ‘aql, dan (4) ar ruh an nafsi.
Begitu urai Ki Astagina. Uniknya bambu unik, selain memiliki nilai artistik sebagai karya seni alami, ternyata siapa sangka juga tersirat kandungan pesan filosofis nilai-nilai kehidupan didalamnya .
Selain dari sisi unik dan keartistikannya, ada yang meyakini bahwa bambu unik dan terbilang langka ini memiliki tuah atau kekuatan energi alami.
“Buat pengasihan,” komentar Youdhie O’o, yang di KPBUN dijuluki sebagai master terawang, tentang tuah bambu ini. Dari hasil terawangannya disebutkan bambu ini juga berkhodam.
“Sosoknya perempuan cantik dari zaman Kerajaan Majapahit.”
Setidaknya lewat paparan pengaji deling Ki Astagina, di sini kita diajak untuk membaca, mengagumi tanda-tanda kebesaran alam, sekaligus menjadi bukti atas kebesaran Sang Maha Pencipta, kendati lewat sepotong bambu.
Seperti disebutkan Ki Astagina, deling ini mengandung sebuah ayat yang sangat agung, di mana maksud dan tujuannya buat pengingat.
Manusia tidak akan mampu menjangkau membuka tabir misteri Dzat Allah, tapi cukup dengan mentafakuri.
Lewat tanda-tanda kebesaran alam walau hanya dari sepotong bambu ini akan semakin menebalkan iman dan keimanan juga ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta. Tak ada yang tak ada atas kehendak kuasaNya, Amin!!!
# Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, admin “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” dan galeribambuuniknusantara. blogspot.com