Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kronologi Penangkapan Kapal Tanker MT Angeline 2 oleh TNI AL
Proses penangkapan kapal MT Angeline 2 bermula dari pengembangan kasus kapal MT VierHarmoni.
Editor: Malvyandie Haryadi
PENGIRIM: Dispenal
TRIBUNNERS - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV bekerjasama dengan Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar) pada Kamis (1/9) pukul 16.50 WIB berhasil menangkap kapal MT Angeline 2 di perairan utara Lagoi P. Bintan, Kepulauan Riau.
Proses penangkapan kapal MT Angeline 2 bermula dari pengembangan kasus kapal MT VierHarmoni.
Tim gabungan yang dibentuk oleh Komandan Lantamal IV Laksma TNI S. Irawan, S.E. mendapatkan informasi dari hasil tracking terhadap alat komunikasi yang digunakan salah satu crew MT Angeline 2.
Berbekal informasi tersebut, tim WFQR Lantamal IV menindaklanjuti dengan menggerakkan unsur Patkamla Lobam yang saat itu stanbay di Posal Lagoi untuk memeriksa sektor pesisir Lagoi.
Tim WFQR Lantamal IV juga melakukan koordinasi dengan Guskamlabar yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan menggerakkan KRI Siribua-859 dan KRI Alamang-644 untuk melakukan patroli guna memeriksa sektor yang dekat dengan Traffic Separation Scheme (TSS).
Dari hasil penyisiran pada pukul 16.50 WIB, KRI ALG-644 dengan komandan KRI Mayor Laut (P) Ferry Hutagalung berhasil mendeteksi keberadaan MT Angeline 2 yang sedang berjalan lambat untuk selanjutnya dilakukan pengamanan terhadap target.
Irawan menyebutkan, kapal MT Angeline 2 merupakan target operasi. Kapal tersebut diduga terlibat kasus penyalahgunaan BBM ilegal bersama kapal MT Vier Harmoni yang terlebih dahulu sudah diamankan.
“Kami akan bongkar sindikat internasional penyelundupan BBM ini,” tegasnya.
Hasil interogasi awal, kapal MT Angeline 2 berlayar dari Kuantan (Malaysia) menuju East OPL (batas terluar pengangkutan di sebelah Timur). Kapal bermuatan 300 ton BBM. Kapal berlayar tanpa nakhoda, tanpa dokumen, dan tidak memiliki catatan pelayaran.
“Saat ini, kapal sedang dalam perjalanan menuju dermaga TNI AL Tanjunguban 2 dengan pengawalan ketat. Para ABK akan diproses hukum lebih lanjut,” ungkap Irawan.

