Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Analisis Direktur Strategic Indo Survey & Strategy Soal Langkah Golkar Usung Jokowi

hasil keputusan Rapimnas Golkar yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019 justru semakin menegaskan bahwa Golkar sedang mengalami krisis kader

Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Oleh

Karyono Wibowo
Peneliti Senior The Indonesian Public Institute dan Direktur Strategic Indo Survey & Strategy

Beredarnya spanduk Golkar yang menempelkan foto Presiden Joko Widodo yang dipasang di sejumlah tempat tersebut merupakan manuver partai Golkar yang mendompleng popularitas Presiden Jokowi.

Dengan menempel foto Presiden Jokowi dalam spanduk, banner ,dan baliho tersebut, Golkar berharap ada political impact yang positif buat Golkar.

Kapitalisasi foto Presiden Jokowi tersebut mungkin menjadi strategi Golkar untuk memperoleh keuntungan politik.

Namun demikian langkah tersebut menurut saya merupakan strategi politik yang prematur dan justru bisa back fire, menjadi bumerang bagi Golkar sendiri.

Golkar akan dianggap sedang mencuri start pemilu 2019. Karenanya, partai Golkar bisa menjadi common enemy, musuh bersama oleh partai-partai lain.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain, hasil keputusan Rapimnas Golkar yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019 justru semakin menegaskan bahwa Golkar sedang mengalami krisis kader dan krisis kepemimpinan.

Atau, kepengurusan DPP Partai Golkar di bawah Setya Novanto justru tengah mengalami kirisis kepercayaan terhadap kadernya sendiri.

Manuver Golkar yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019 dapat dimaknai bahwa Golkar sedang memainkan irama politik lama tetapi dimodifikasi dengan instrumen baru.

Irama politik lama yang dimaksud adalah bagaimana cara Golkar mendompleng kekuasaan walau kalah di pilpres.

Pola dan strategi seperti ini sudah menjadi ciri khas Golkar pasca Orde Baru. Sedangkan, pola dan strategi Golkar mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019 dimana penetapannya dilakukan sekitar 3 tahun, jauh mendahului tahapan pilpres merupakan dari modifikasi dan instrumen politik baru partai Golkar.

Dalam perspektif yang lain, perlu dianalisis adalah jika pola dan strategi politik Golkar tersebut menggunakan filosofi benalu.

Analogi politik benalu dalam konteks ini bisa menjadi dua pola, yakni berusaha hidup dengan mendompleng kebesaran nama Presiden Jokowi tanpa "mematikan" atau justru mendompleng tetapi sekaligus "mematikan". Inilah yang harus diwaspadai oleh presiden. Saya berharap hal ini tidak terjadi.

Selain itu, terkait dengan foto Presiden Jokowi yang dipampang di berbagai alat peraga Golkar, sebaiknya, Presiden Jokowi perlu mengantisipasi jika di kemudian hari Golkar tertimpa masalah buruk. Maka Presiden Jokowi bisa terkena imbas politik yang dapat merusak citra presiden.***

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas