Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Bahaya Sleep Apnea dan Bagaimana Mencegahnya Sejak Usia Dini  

Gangguan sleep apnea di usia dewasa sebetulnya dapat dicegah sejak usia dini, dimana peran orangtua, terutama ibu, menjadi kunci.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Bahaya Sleep Apnea dan Bagaimana Mencegahnya Sejak Usia Dini  
Shutterstock
Tidur mendengkur atau mengorok. 

TRIBUNNERS - Mendengkur ketika sedang tidur seringkali dianggap remeh oleh kebanyakan orang, terutama di Indonesia.

Padahal mendengkur bisa jadi tanda bahwa anda mengalami gangguan sleep apnea, yaitu tersumbatnya pasokan oksigen, biasanya dalam beberapa detik dan berulang kali, ke dalam otak dan seluruh tubuh.

Sleep apnea pada umumnya terjadi karena relaksasi dan penyempitan berlebihan pada jaringan lunak dan otot-otot tenggorokan bagian atas sehingga pangkal lidah jatuh dan menyumbat saluran pernapasan.

Ketika aliran oksigen tidak memadai, otak akan membangunkan anda sehingga saluran pernapasan terbuka kembali. Ketika hal tersebut terjadi, “Penderita sleep apnea biasanya terbangun setengah sadar ketika sedang tidur,” ujar drg. Cut Yulian F Barley, Staf Kedokteran Gigi Militer di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata.

Tidak ada angka resmi berapa penderita sleep apnea di Indonesia.

Namun sebagai gambaran, menurut The Stanford Center for Sleep Sciences and Medicine, sleep apnea diidap oleh lebih dari 20 juta orang dewasa di Amerika Serikat.

Dan karena kebanyakan penderita sleep apnea tidak menyadari gangguan pernapasan yang mereka alami, peran anggota keluarga, seperti suami atau istri, menjadi sangat penting bagi proses penyembuhan sleep apnea.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, drg. Cut mengatakan bahwa banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang menderita sleep apnea, mulai dari kelebihan berat badan, usia di atas 40 tahun, ukuran leher yang cenderung besar, mengidap alergi, memiliki bentuk rahang kecil, gangguan sinus hingga faktor genetis.

Secara keseluruhan, pria memiliki resiko lebih besar dibanding wanita.

Tidak selamanya orang yang mendengkur pasti menderita sleep apnea.

Namun apabila suara yang ditimbulkan oleh dengkuran dirasa cukup keras maka tidak ada salahnya untuk segera menemui dokter anda.

“Gangguan sleep apnea punya banyak konsekuensi, seperti rendahnya kualitas tidur, sering mengantuk di siang hari, tubuh lemas, sakit kepala ketika bangun tidur, konsentrasi berkurang serta emosi tidak stabil,” ujar drg. Cut.

Dari tahun ke tahun, semakin banyak dokter dan ahli kesehatan yang menyuarakan pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap gangguan sleep apnea karena dampaknya yang serius terhadap tubuh.

Secara jangka panjang, sleep apnea dapat meningkatkan resiko seseorang terkena berbagai gangguan penyakit serius, seperti: tekanan darah tinggi, aritmia (detak jantung tidak normal), stroke, diabetes dan lainnya.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas