Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dari Ahok ke Agus Harimurti Yudhoyono
Saatnya yang muda yang tampil. Terus terang tulisan ini terinspirasi dari postingan tulisan seorang teman wartawan ‘Si Kucrut’ di akun fesbuknya
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Saatnya yang muda yang tampil. Terus terang tulisan ini terinspirasi dari postingan tulisan seorang teman wartawan ‘Si Kucrut’ di akun fesbuknya yang mengambil kutipan dari buku “The Ahok Way”, yang mengatakan untuk menyelamatkan dan membersihkan bangsa ini dari perilaku korup, mengajak anak-anak muda yang idealis di negeri ini untuk terjun ke dunia politik. Ayo berpolitik!
Dengan teman wartawan ‘Si Kucrut’ ini kita sudah bersahabat sejak sama-sama gabung di kelompok Kompas – Gramedia. Buat saya, ‘Si Kucrut’ ini adalah teman diskusi yang sangat mengasyikan dari ngomongin soal musik sampai politik, meski tak jarang beda amatan tapi tetap saling menghormati, menghargai dan mengisi dalam berdiskusi, karena semangat kita sama; Lagu Kita Masih Sama Indonesia Raya.
Jelang Pilkada DKI 2017, ‘Si Kucrut’ pun mulai mengeliat lagi amatan politisnya yang kritis, jujur, dan bernas. Saya tidak tahu isi hati ‘Si Kucrut’, dukung atau pilih siapa di Pilkada DKI 2107.
Karena jalan pikiran ‘Si Kucrut’ memang sulit ditebak dan diprediksi, tapi ia selalu berdiri pasang badan atas nama kebenaran, bukan melakukan pembenaran yang tidak benar untuk dibenar-benarkan.
“Kalau mau mengubah bangsa ini jadilah pejabat,” kutipnya. Sudah tentu konteks kata pejabat ini sangat luas, bisa mulai dari tingkat RT sampai presiden.
Seperti yang ia unggah di akun fesbuknya, dengan mengambil kutipan dari “The Ahok Way”, ‘Si Kucrut’ bukan sekadar mengingatkan, juga mengajak anak muda yang idealis di negeri ini untuk terjun ke politik. Peduli nasib bangsa dan negara, untuk selamatkan dan bersihkan bangsa ini dari prilaku korup.
Ajakan ‘Si Kucrut’ ini pastinya tidak sekadar mengajak anak muda ayo berpolitik hanya sebagai penggembira hip hip hura, tapi bisa tampil ke panggung politik calon pemimpin. Saatnya anak muda pun harus tampil. Entah itu nanti pada moment jelang Pilkada, Pemilu Legislatif, juga Pilpres.
Begitu pula ketika muncul potensi nama anak muda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang usianya termuda di antara kandidat cagub maupun cawagub di Pilkada DKI 2017, bukan lantas disikat anak ingusan.
Emang peneliti dan pengamat politik kawakan yang ngomong itu nggak pernah muda. Sementara kita sudah jengah dengan 4L; loe lagi, loe lagi! Capek deh!
Beri kesempatan sama, beri ruang panggung yang sama buat anak untuk tampil ke permukaan. Begitu pula dengan kemunculan anak muda AHY, tetap harus diapresiasi secara positif dan dengan logika politik dan arus pikiran sehat. Jangan belum apa-apa langsung disikat anak ingusan.
Soal kalah menang biar diuji dan teruji, serahkan pada pemilih, warga Jakarta sudah cerdas kok dalam memilih yang terbaik di antara terbaik. Semoga!
Ayo berpolitik, saatnya anak muda tampil. Kalau ‘Si Kucrut’ mengambil kutipan dari buku “The Ahok Way”. Saya mengambil cuplikan dari lagu karya Gombloh berjudul “Kami Anak Negeri Ini”; Sayang di nafasmu, di pundakmu / Terletak martabat bangsa / Tengadahlah tunas nusa.
Dan satu lagi, lagu yang juga karya Gombloh, berjudul “Pesan Buat Kaum Belia”; Hey kaum belia adakah di anganmu / Kebanggaan yang besar cita-cita bangsamu / Yang akan menebar dalam karya-karyamu / Apakah kau sadari tentang itu / Berbuatlah sesuatu saudaraku dalam jalan yang benar.
* Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) dan Pemimpin Redaksi Bambuunik.com