Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menghidupkan Kembali Kesenian Wayang

Wayang dalam bahasa jawa memiliki arti ‘bayangan’ atau dalam filsafat dapat diartikan sebagai pencerminan sifat

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Menghidupkan Kembali Kesenian Wayang
ISTIMEWA
Dari kiri ke kanan: Melinda oktavia, Inayah Elthaf, Fira Andini, dan Jonas Abel-Heinecke, Public Relations 19 Intl class 

Oleh Melinda Oktavia, mahasiswi semester tiga, London School of Public Relations

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wayang dalam bahasa jawa memiliki arti ‘bayangan’ atau dalam filsafat dapat diartikan sebagai pencerminan sifat yang ada di dalam jiwa manusia.

Wayang adalah salah satu seni pertunjukan yang dimainkan oleh seorang dalang, yang dibantu oleh beberapa orang penabuh gamelan dan waranggana sebagai vokalisnya.

Dalang memiliki peran sebagai pengatur alur jalannya pertunjukan, dan adanya musik yang diiringi penabuh gamelan serta waranggana membuat pertunjukan wayang semakin menarik untuk di saksikan.

Dalam setiap cerita yang dibawakan, wayang memiliki makna tersirat tentang kehidupan.Wayang berkembang pesat, di daerah Jawa dan Bali, masyarakat pun mengenal banyak ragam wayang salah satunya adalah wayang kulit.

Wayang kulit biasanya  memperagakan lakon-lakon atau kisah dari Babad Purwa, yaitu Mahabharata dan Ramayana.

Oleh karena itu wayang kulit disebut juga dengan nama Wayang Purwa. Sebenarnya masih banyak jenis wayang di Indonesia, seperti wayang khilitik, wayang orang, wayang golek, wayang beber semua dengan keunikannya masing-masing yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.

Berita Rekomendasi

Baik dari segi cerita, setting tempat dsb.

Sebelum era tahun dua ribuan wayang berada dalam masa kejayaannya sebagai seni pertunjukan yang memiliki banyak penikmat.

Namun, seiring berkembangnya zaman, disertai banyaknya percampuran kultur budaya lain, menyebabkan wayang tidak lagi menjadi kesenian pertunjukan yang menarik, khususnya di kalangan kaum muda.

Kini banyak kalangan kaum muda menganggap wayang sebagai pertunjukan yang membosankan, sehingga wayang saat ini tidak begitu eksis dalam dunia seni pertunjukan di Indonesia.

Menurunnya minat kalangan kaum muda akan kesenian pertunjukan wayang membawa dampak yang sangat negatif bagi kesenian wayang, seperti tidak adanya kaum muda yang berminat  berprofesi menjadi dalang, penabuh gamelan, dan waranggana.

Bila dulu profesi dalang adalah profesi yang sangat menarik, bahkan dulu kita bisa menjumpai dalang di layar televisi.

Hal ini menyebabkan semakin sulitnya untuk melestarikan kesenian wayang bila tidak adanya minat terhadap kesenian wayang dari kalangan kaum muda saat ini.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas