Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Prajurit TNI di Afrika Tengah Bantu Perbaiki Gereja Senegalisme
“Bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan, Satgas Kompi Zeni Indonesia akan segera memberi bantuan dengan cara apapun."
Editor: Malvyandie Haryadi
PUSPEN TNI
TRIBUNNERS - Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-C/Minusca di bawah pimpinan Mayor Czi Widya Wijanarko, S.Sos. membantu memperbaiki Gereja Senegalisme, di PK. 5 Bangui, Afrika Tengah.
Dansatgas Kizi TNI Konga XXXVII-C/Minusca Mayor Czi Widya Wijanarko yang diwakili oleh Perwira Kontruksi Kapten Czi Yudha P. saat meninjau perbaikan Gereja Senegalisme, Sabtu (28/1/2017) mengatakan, seluruh dunia mengetahui bahwa masyarakat Republik Afrika Tengah terdiri dari banyak etnis, baik dari segi kultural maupun keagamaan.
Lebih lanjut Kapten Czi Yudha P. menyampaikan, dalam hal membantu masyarakat lokal, Satgas Kompi Zeni Indonesia tidak akan membeda-bedakan etnis yang ada di Republik Afrika Tengah.
“Bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan, Satgas Kompi Zeni Indonesia akan segera memberi bantuan dengan cara apapun. Salah satu contohnya di kawasan Gereja Senegalise di PK. 5 Bangui,” katanya.
Sementara itu, Mr. Oscar Tokoh Agama di wilayah tersebut mengatakan bahwa, kehadiran Pasukan Garuda sangat membantu kebutuhan masyarakat lokal, salah satunya pelaksanaan perbaikan tempat ibadah.
“Terima kasih banyak pada Peacekeepers Kontingen Indonesia yang telah banyak membantu masyarakat lokal, Pasukan Indonesia sangat mengesankan, keramahan, dan berbagai upaya bantuan sangat membantu kami disini,” ujarnya.
Seperti diketahui, 200 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XXXVII-C/Minusca, terdiri dari 178 personel TNI AD, 18 personel TNI AL, 4 personel TNI AU, bertugas sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa selama satu tahun di wilayah Republik Afrika Tengah.