TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Hari ini, Minggu (26/2/2017), Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengumumkan penambahan Surabaya ke jaringan diplomatik Australia.

"Kantor Konsulat-Jenderal di Surabaya, kota terbesar kedua Indonesia, akan lebih meningkatkan hubungan kami dengan Indonesia bagian timur yang dinamis," demikian siaran pers Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop.

Surabaya yang bagi Jawa Timur adalah pusat logistik, manufaktur dan jasa; dan juga adalah tujuan perdagangan dan investasi yang semakin penting bagi Australia.

Pada 2015, Australia adalah pasar ekspor terbesar ke-10 Jawa Timur, sementara Australia adalah sumber impor terbesar ke tujuh Jawa Timur, termasuk dalam bidang pertanian.

Sekitar 15 persen produk domestik bruto Indonesia berasal dari Jawa Timur dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut secara konsisten tumbuh diatas rata-rata nasional.

Bandara dan pelabuhan Surabaya adalah yang tersibuk kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Kantor Konsulat-Jenderal kami yang baru akan memperdalam hubungan perdagangan dan bisnis dengan wilayah timur yang dinamis ini, termasuk dalam jasa keuangan, pendidikan, kesehatan, manufaktur dan infrastruktur.

Hal ini akan meneruskan apa yang telah dibangun dengan dibukanya kantor Konsulat-Jenderal Australia di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Maret 2016, dan akan menjadi kantor diplomatik Australia yang ke empat di indonesia.