Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bambu Kurung “Lam Jalallah” Ini Dimaharkan Rp 33 Juta
Uniknya bambu unik. Selain memiliki sentuhan artistik sebagai karya cipta seni alami, juga dinilai mengandung muatan simbol-simbol atau bahasa tanda
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Uniknya bambu unik. Selain memiliki sentuhan artistik sebagai karya cipta seni alami, juga dinilai mengandung muatan simbol-simbol atau bahasa tanda untuk dimengerti yang tersembunyi berisikan pesan yang tersurat maupun tersirat didalamnya.
Simbol-simbol, bahasa tanda, atau kandungan pesan didalamnya inilah yang kemudian untuk dibaca dan diterjemahkan oleh manusia sebagai kitab tanpo waton, tanpo tinulis neng diwoco (kitab tak terlihat, tidak ditulis tapi bisa dibaca) yang memuat pesan dari gambaran simbol-simbol atau bahasa tanda yang ada. Seperti halnya pada bambu kurung ‘Lam Jalallah’ ini.
Dalam khasanah budaya, oleh leluhur nenek moyang kita keberadaan bambu-bambu unik dipakai sebagai sarana ajaran budi pekerti sebagai kitab nyoto seng alami sejareno laku urip, kitab nyata yang alami sebagai pedoman hidup.
Lewat Ngaji Deling ini pula kita diajak membaca bahasa tanda berupa pesan simbolik dari setiap spesifikasi keunikan bambu unik yang terbentuk secara alami untuk kemudian diterjemahkan. Membaca bambu mengungkap makna.
Lewat simbol-simbol atau bahasa tanda ini kita diajak membaca, menterjemahkan dan memberi arti dari makna pesan yang tersembunyi didalamnya untuk kemudian dipahami oleh tindakan batin atau pengalaman batin, dan kemudian dimaknai lebih jauh lagi dalam tindakan di tengah kehidupan.
Apa dan siapa bambu kurung “Lam Jalallah”
Menurut peNgaji Deling Umi Badriyah dari Kumunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), menyebut bambu kurung “Lam Jalallah” ini sebagai simbolisasi “Lam Alif”, adalah simbol lam kembar pada lafadz Alloh.
Adapun “Lam Jalallah” merupakan singkatan kepanjangan lahawla wa laa quwwata illa billah yang memiliki arti sebagai ungkapan kebesaran Alloh. Yang dalam Asmaul Husnah; Al Jalal, Maha Tinggi, Al Jalil, Maha Agung. Semua itu terkandung dalam lafazd Alloh Yang Maha Esa.
Dikatakan bahwa bambu kurung mempunyai laku seperti fisiknya yaitu sebelum berhasil menguasai ilmunya si bambu atau manusia diwajibkan laku mawas diri melihat ke bawah, ke diri sendiri sebelum menjalankan sesuatu atau mengatakan sesuatu. Itulah pesan dari bambu kurung “Lam Jalallah”, ujarnya.
Sedang menurut peNgaji Deling Ki Astagina, dalam khasanah budaya oleh leluhur nenek moyang kita dipakai keberadaan bambu-bambu unik ini dipakai sebagai sarana ajaran budi pekerti sebagai kitab nyoto seng alami sejareno laku urip, kitab nyata yang alami sebagai pedoman hidup.
Ditambahkan oleh Umi Badriyah, pada intinya bahwa semuanya itu tak lepas dari keberadaan diri kita, yang mana semua itu yang akan membentuk jiwa kita untuk menjadi lebih baik, dan menghindari diri sifat yang tercela.
Selain itu semua, bambu ini memiliki kegunaan sebagai perisai, utamanya perisai pagar ghaib. “Lam Jalallah” boleh dibilang raja pagar ghoib. Dan itu nyata,” tandas Umi Badriyah.
Hal ini diamini peNgaji Deling WLd Rino Allen juga menyebut bambu kurung ini memiliki tuah untuk pagar ghaib, penangkal bagi yang mau niat jahat baik zhohir maupun batin.