Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pakar Teknologi Berharap Gubernur Baru Lanjutkan Reklamasi
Pakar tekhnologi lingkungan yang juga direktur Indonesia Water Institute (IWI), Firdaus Ali optimis Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk tetap melanjut
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar tekhnologi lingkungan yang juga direktur Indonesia Water Institute (IWI), Firdaus Ali optimis Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk tetap melanjutkan reklamasi Teluk Jakarta. Pasalnya proyek tersebut menurut Firdaus merupakan solusi mengatasi permasalahan ibukota.
Menurut Firdaus Ali, permasalahan ibukota multidimensi. "Ada ancaman banjir, problem kependudukan dan daya dukung lingkungan, masalah ketimpangan kualitas wilayah, termasuk kualitas Teluk Jakarta yang terus menurun, yang memerlukan solusi," jelas Firdaus Ali, Jumat (28/4/2017).
Reklamasi, kata Firdaus, bagi ibukota sangat penting dan urgen. "Sejak direncanakan di era sembilan puluhan, hingga saat baru sebagian kecil yang terwujud," tambah Firdaus Ali.
Firdaus Ali berharap, pergantian kepemimpinan di ibukota tidak membuat realisasi reklamasi menjadi tertunda. Ia optimis Anies dan Sandi akan melihat permasalahan ini dengan cermat dan bisa memiliki visi yang sama dengan pemerintah yang sedang mencari solusi tepat dan cepat untuk Ibukota yang berkembang sangat pesat.
"Melihat latarbelakang keduanya, saya cukup yakin pemimpin baru Jakarta akan melanjutkan reklamasi," kata Firdaus Ali.
Pendapat Firdaus Ali senada dengan yang disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut Panjaitan, Anies-Sandi pada saatnya akan mengerti bahwa proyek reklamasi saat ini sangat penting dan tak perlu dihentikan.
"Saya kira setelah lihat datanya dari hasil penelitian tentu akan datang dengan pikiran lebih jernih. Kita bicara untuk kepentingan nasional, kepentingan Jakarta. Karena penurunan kota Jakarta itu tiap tahun bisa 17,5 cm sampai 23 cm di beberapa tempat," ucap Luhut.
Di tempat terpisah, Ketua Indonesian Land Reclamation & Water Management Institute Sawarendro mengatakan, reklamasi merupakan hal yang lazim diterapkan di berbagai negara. "Banyak negara-negara di dunia yang sukses melakukan reklamasi. Singapura, Dubai, Hongkong, Jepang, Korea, Cina, bisa menjadi contoh," kata Sawarendro kepada media.
Menurut Sawarendro, teknologi saat ini sudah semakin canggih. Ekologi dan reklamasi bukan lagi hal yang terpisah. “Saat ini, dengan strategi perencanaan dan pengendalian yang tepat, reklamasi bisa membantu untuk mendukung kondisi lingkungan yang lebih baik,” tegas Sawarendro.