Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Warga Eropa Kagumi Wastra Indonesia

Tak kurang dari 320 tamu undangan perwakilan dari berbagai negara datang dalam acara Wastra Indonesia yang digelar di Den Haag

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Warga Eropa Kagumi Wastra Indonesia
KBRI Belanda/Adi Zitter
Sejumlah model memperagakan Busana Batik dihadapan ratusan warga Belanda pada acara Wastra: Indonesian Traditional Textile as a Key for Environmental Sustainable Fashion di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wassenar Den Haag Belanda. (24/7/2017) Acara ini adalah program kegiatan Rumah Budaya Indonesia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Belanda. (KBRI Belanda/Adi Zitter) 

Pengirim: KBRI DEN HAAG ( Atase Pendidikan & Kebudayaan)

TRIBUNNERS - Tak kurang dari 320 tamu undangan perwakilan dari berbagai negara datang dalam acara Wastra Indonesia yang digelar di Rond de Grote Kerk 12 Den Haag Belanda, 25 Juli 2017.

Ada dua acara sekaligus digelar pada hari itu. Pameran dan pagelaran busana wastra Indonesia.

Tak hanya tamu diplomatik saja yang hadir tetapi juga pecinta batik, pengamat fesyen, pengusaha ekspor-impor pakaian, sosialita, budayawan dan pecinta wastra nusantara.

Pameran dengan tema”Batik Indigo dari Jogja untuk Dunia” dan “Traces of Gianyar Heritage City” dibuka sejak pukul 2 siang dan dilanjutkan dengan pagelaran peragaan busana.

Menurut kuasa usaha ad interim Ibnu Wayutomo dalam sambutannya mengatakan, pameran Wastra Indonesia kali ini adalah yang terbesar di Eropa dalam tiga tahun terakhir. Dan yang membuatnya menjadi istimewa adalah kandungan seni budaya tinggi dengan teknik pewarnaan yang ramah lingkungan.

Salah satu pengunjung warga Belanda, Luca, mengatakan, desain batik itu sangat unik dan cantik. “Dulu, kakek saya pernah tinggal di Indonesia dan pernah menggunakan batik, jadi saya ingin tahu lebih banyak tentang batik, makanya saya datang ke sini. Coraknya sangat beragam dan warna warni.

Berita Rekomendasi

Sementara Lara Peteers, pengusaha ekspor-impor batik dan tenun ikat  asal Belanda juga mengatakan bahwa ia sangat mengagumi batik, dan tenun ikat.

Sehingga ia bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia  memproduksi berbagai jenis wastra tidak saja dalam bentuk pakaian jadi tetapi juga dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet  dengan desain modern sesuai selera masyarakat Eropa.

“Saya melihat desain wastra sangat indah dan saya ingin agar batik maupun tenun ikat dipakai warga dunia,”kata Lara yang memiliki darah Indonesia.

Dalam peragaan busana, ada 4 desainer asal Bali yaitu Harry Rahmat Darajat (Ai Syarif), Tjokorda Gede Abinanda Sukawati, Pande Putu Wijana, & Bintang Miraafriningrum, sementara dari Jogyakarta antara lain Mayasari Sekarlaranti.dan Goet Puspa. Mereka membawa konsep baru yaitu natural Indigo Batik For All Seasson.

Menurut Laretna T. Adishakti dari Natural Indogo Batik, tema itu diambil karena negara Eropa memiliki 4 musim maka warna dan desain batik yang dibuat mengikuti musim itu.

Misalnya untuk musim semi corak Floral dan parang, musim panas corak geometrik, musim gugur World floral & musim dingin lereng & Bawono.

Menurut Prof.Bambang Hari, atase pendidikan dan kebudayaan KBRI  Den Haag yang juga penggagas acara mengatakan kegiatan ini adalah program yang sudah dirancang dalam 1 tahun.

“Kami ingin memperkenalkan berbagai jenis wastra atau kain yang dibuat secara tradisional yang berasal dari seluruh Indonesia. Jadi kekayaan tekstil Indonesia atau wastra bukan hanya batik dari Joga saja tetapi ada tenun ikat, songket dari padang, tenun sumba, pinawatengan dari manado dan lain-lain. Nah wastra nusantara inilah yang akan kami perkenalkan kepada dunia."

Acara yang dimeriahkan berbagai tarian,musik dan lagu tradisonal Bali ini di buka dari pukul 2 siang dan berakhir sampai pukul 10 malam waktu setempat.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas