Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Refleksi Anies Baswedan dari Mina tentang Idul Adha
Sebuah refleksi singkat di Hari Idul Adha ini. Pesan penting Idul Adha bukan hanya soal kurban, apalagi soal jumlah kambing, sapi atau uang yg dikorba
Ditulis oleh: Anies Baswedan
TRIBUNNERS, JAKARTA - Kami Sekeluarga Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1438H. Semoga hari ini menjadi pengingat kembali untuk bisa meneladani keluarga Ibrahim.
Sebuah refleksi singkat di Hari Idul Adha ini. Pesan penting Idul Adha bukan hanya soal kurban, apalagi soal jumlah kambing, sapi atau uang yg dikorbankan. Juga bukan cuma soal membagikan daging. Idul Adha adalah kisah sebuah keluarga teladan.
Kisah Ibrahim, Hajar dan Ismail. Kisah mereka adalah hikmah yg dahsyat, yg amat berharga bagi kita. Bukan kisah mengorbankan Ismail lalu diganti dengan kambing, yang kronologis peristiwanya sering dibahas dan semua telah mahfum, tapi ini adalah kisah tentang keimanan.
Tentang dialog dan kekuatan ketaatan dan pikiran Ibrahim, Hajar, dan Ismail.
Idul Adha adalah memperingati salah satu puncak keberhasilan Ibrahim dan Hajar dalam membangun keluarga beriman dan bertakwa.
Meski berat, perintah penyembelihan itu mereka taati.
Lihat efeknya kini, peristiwa itu terjadi pada ribuan tahun lalu, namun hingga kini orang tetap mengingatnya, menimba hikmahnya.
Dalam salat , kita kirimkan sholawat kepada Ibrahim dan keturunannya. Nama mereka langgeng, harum semerbak dalam peradaban manusia. Betapa dahsyat kekuatan teladan dan keimanan sebuah keluarga.
Ismail yang masih belia itupun taat dan penuh suasana dialog yang bisa kritis.
Dalam banyak hal, Ismail tentu mendapatkan banyak teladan dari Ibrahim, seorang yang terkenal karena keimanannya ditopang dengan kemampuan berpikir kritis.
Ibrahim bekerja melayani masyarakat, memberikan pencerahan kepada banyak orang dengan keteladanan, ceramah dan dakwahnya.
Hampir semua titik di Timur Tengah pernah Ibrahim kunjungi.
Di sisi lain, Ismail inipun banyak ditinggal oleh Ibrahim.
Ibunyalah yang paling berperan besar dalam pembentukan karakter Ismail. Ketika Ibrahim tak berada di samping mereka, Hajar menjadi sosok perempuan mandiri, tegar, dan menghadirkan sosok ayah kepada Ismail lewat cerita-cerita teladan sang ayah.
Hasil didikan mereka terlihat walau masih belia. Ismail taat tanpa syarat karena memang tahu bahwa Ibrahim mengorbankan dirinya semata-mata karena perintah Allah, berbuat untuk umat, untuk masyarakat, yang ternyata efeknya sepanjang masa.
Pelajaran penting bagi kita, bila kita berharap orang tua dan keluarga seperti Ibrahim dan Hajar, serta anak-anak seperti Ismail, maka sebagai orang tua kita harus mulai memberikan contoh, memberikan teladan. Sungguh beruntung Ismail. Ia mendapatkan teladan dari kedua orang tuanya, Hajar dan Ibrahim.
Semoga peringatan Idul Adha ini bukan saja pengingat tentang pentingnya kurban, tapi juga jadi pengingat untuk kita tentang pentingnya pendidikan dalam keluarga.
Sekali lagi, Selamat Idul Adha dan salam hangat dari Mina.