Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemuda Tani Indonesia Gelar Dialog Tani Seri ke II
Pemuda Tani Indonesia melaksanakan lagi Dialog Tani Nasional Seri II. Tema yang diangkat terkait Sukses di Usia Muda Dengan Bertani.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemuda Tani Indonesia melaksanakan lagi Dialog Tani Nasional Seri II. Tema yang diangkat terkait Sukses di Usia Muda Dengan Bertani.
Narasumber yang hadir adalah Aang Permana (Juara Kick Andy Heroes 2017) serta Juwita Juju (Petani muda sukses).
Dalam acara tersebut, Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia Fary Djemy Francis ingin generasi muda mau kembali membangun desanya dengan bertani.
"Pemuda adalah harapan bangsa dan pertanian membutuhkan pemuda untuk maju oleh sebab itu pemuda harus mau terjun menjadi petani," ujar Ketua Komisi V DPR itu, Senin (25/9/2017).
Baca: Pemilik Nikahsirri.com Terinspirasi Lelang Perawan di Rumania yang Laku Rp 33 M
Sementara itu, Dalam pengantarnya Suroyo menyampaikan ada beberapa hal yang membuat dunia pertanian saat ini kurang diminati kaum muda. Hal itu dilihat dari sisi SDM Pertanian di Indonesia, umur rata-rata petani di atas 45 tahun (tidak muda) serta tingkat pendidikan petani yang masih rendah.
"Padahal banyak pemuda yang mengenyam pendidikan pertanian di Indonesia hal itu membuktikan tidak banyak sarjana pertanian yang terjun kedalam dunia pertanian," katanya.
Sementara itu sebagai pembicara Aang Permana merupakan pemuda yang sukses dalam usaha pengolahan ikan. Aang memanfaatkan ikan buangan yang awalnya hanya menjadi pakan bebek namun setelah melalui proses pengolahan Aang dapat menjadi ikan petek bernilai ekonomis tinggi.
Aang menceritakan pengalamannya yang keluar dari zona nyaman untuk kembali ke desa dan melakukan perubahan terhadap lingkungan sekitar.
Baca: Pengungsi Gunung Agung Senang Tapi Ada yang Bengong Saat Indra Lesmana dan Dewa Budjana Menghibur
Aang lahir dari latar belakang sederhana, untuk sekolah Aang harus menggunakan Surat Keterangan Tidak mampu.
“Saya dari kecil banyak di bantu oleh banyak orang, saat dewasa saya bekerja di perusahaan migas dengan gaji besar namun hanya saya dan keluarga yang menikmati oleh sebab itu saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan kembali ke desa dengan memberdayakan masyarakat desa dalam usaha ini," ungkap Aang.
Senada dengan Aang Permana, Juwita Juju yang merupakan petani Ciplukan menyampaikan
"Masih banyak lagi potensi komoditas pertanian yang masih belum tersentuh oleh masyarakat Indonesia. Artinya ini merupakan peluang bagi kita untuk bisa berwirausaha," Juju.