Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Prahara Partai Golkar

Di atas itu semua, mari kita panjatkan doa dan al-fatiha agar prahara politik Partai Golkar tidak berkepanjangan dengan ditangkapnya Setnov.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Prahara Partai Golkar
ISTIMEWA

Oleh Osmar Tanjung,Sekjen Seknas Jokowi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sebagai sebuah unsur kekuatan politik warisan masa lalu, Partai Golkar kini mengalami sebuah pertaruhan besar di masa depan. Polemik kasus korupsi E-KTP yang menimpa Setya Novanto pemimpin partai sekaligus Ketua Lembaga Tinggi Negara, menjadi sebuah indikasi baru politik internal partai dan konstelasi nasional.

Drama tiang lampu dibilangan Selatan Jakarta, menambah riuh dan hangat perbincangan politik dikalangan publik luas. Kita harus jeli melihat persoalan Setya Novanto. Ada tiga hal yang perlu kita garis bawahi terkait dengan masalah ini.

Pertama, persoalan diri Setya Novanto secara personal sebagai subjek hukum yang harus menjalani proses hukum atas dugaan-dugaan keterlibatan dirinya dengan praktek korupsi E-KTP.

Kedua, masalah re-konsolidasi Partai Golkar yang kerap disebut-sebut semakin banyak faksi-faksi menjelang tahun politik yang sudah dipelupuk mata.

Ada tiga faksi yakni JK, Akbar Tanjung dan faksi Aburizal Bakrie yang saling bertarung untuk menguasai Partai Golkar. Terakhir, ketiga adalah afiliasi dukungan kepada pemerintah.

Harus diingat bahwa hasil dari RakerNas terakhir Partai Golkar menyatakan bahwa Partai Golkar mendukung penuh Pemerintahan Jokowi-JK, bahkan juga turut mendukung Jokowi dua periode.

Problem SetNov sebagai subjek hukum dugaan korupsi menjadi babak baru KPK dalam upaya pengungkapan kasus besar E-KTP. Ada beberapa ahli mengatakan bahwa KPK juga turut berpolitik, pendapat ini bisa benar, bisa tidak.

Berita Rekomendasi

Seperti mengutip pernyataan Fahri Hamzah (Kader PKS) penangkapan paksa Setnov oleh KPK karena ada orang kuat dibelakangnya. Pernyataan itu bisa ditelusuri, apakah KPK berdiri sendiri bersama publik atau memang sudah ditunggangi oleh elit-elit politik yang menginginkan Setnov dipenjarakan.

Menjadi lebih problematis, jika kasus penjemputan paksa Setnov karena ada permintaan elit yang lebih kuat. Pertanyaan lain adalah bagaimana dengan masa depan Partai Golkar?

Dalam situasi seperti ini kredibilitas "pengurus partai" semakin buruk dan semakin kurang dipercaya, terutama di kalangan akar rumput. Image pimpinan yang hanya mikirin dirinya serta kisruh para elit nasional yang berkepanjangan "layaknya prahara tanpa ujung", adalah keniscayaan yg harus dihadapi oleh elit Partai Golkar sebagai warisan kekuasaan masa lampau.

Politik "membelah diri" kelihatan semakin tak berwujud manakala Hanura, Gerindra dan NasDem adalah partai-partai yang awalnya menginduk kepada Golkar, semakin mandiri dan percaya diri untuk bersama-sama partai lain membangun bangsa dan negara.

Jika dalam kondisi sekarang para elit nasional Partai Golkar tidak memperhatikan kader akar rumput, maka bisa dimungkinkan kekuatan partai akan tergerus. Dan diwaktu yang sama, ketiga partai tadi akan mengakuisisi kekuatan Partai Golkar di akar rumput.

Semakin tajam dan keras elit nasional Golkar berseteru, maka semakin terdegradasi kepercayaan publik kepada pengurus partai. Ditambah dengan momentum menjelang Pilkada Serentak, para elit daerah sudah harus mempersiapkan komposisi calon di daerah masing-masing.

Jika elit nasional Partai terbelah, maka situasi itu justru membuat konsolidasi semakin lemah. Selalu ada elit yang diuntungkan dalam situasi seperti ini.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas