Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pertama di Indonesia, BOSDA Suplai Buku untuk Bangun Imanijasi Anak Pendidikan Dasar
Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), menjadi daerah pertama di Indonesia yang memasukan suplai buku bacaan anak
Editor: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNERS - Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), menjadi daerah pertama di Indonesia yang memasukan suplai buku bacaan anak ke dalam komponen BOSDA (Biaya Operasional Sekolah Daerah).
BOSDA merupakan program pendidikan yang dibiayai APBD Bulungan. “Kebijakan ini memperluas kesempatan anak, membaca buku yang bisa membangun imanijasi dan memperkuat karakternya,” terang Suparmin Seto, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Bulungan dalam Rapat Koordinasi Penggunaan BOSDA di Tanjung Selor, Kaltara, Jumat (9/2).
Baca: Data Sementara Nama-nama Korban Kecelakaan Maut di Subang
Setiap sekolah diharuskan menyajikan buku-buku seperti novel, buku cerita, komik, sejarah, sastra dan pengetahuan umum lebih banyak lagi.
Terutama buku bacaan yang sesuai dengan siswa kelas awal. Sekolah wajib membelanjakan anggaran BOSDA untuk menyediakan paling sedikit lima buku baru dengan lima judul berbeda setiap tahun.
Ketersediaan buku-buku itu diharapkan menumbuhkan budaya baca kepada 24.094 siswa Bulungan yang tersebar di 778 SD dan 245 SMP.
“Ini merupakan respon kami untuk menjalankan Gerakan Literasi Sekolah (GLS),” tambah Suparmin.
Lebih lanjut Suparmin mengatakan, aturan penyediaan buku ini diatur dalam petunjuk teknis penggunaan BOSDA terbaru.
Selain itu, disdikbud juga membentuk tim pengawal literasi. Tim ini bertanggung jawab memonitoring implementasi program GLS di semua sekolah.
Salah satu tugas penting tim ini, adalah menilai dan merekomendasikan buku-buku yang sesuai dengan budaya, norma dan usia anak. Anggota tim literasi diambil dari perwakilan disdikbud, kepala sekolah, pengawas, guru dan praktisi literasi.
”Program INOVASI bersama Satuan Tugas GLS Kemendikbud akan melatih tim ini, agar mereka mampu mengimplementasikan program literasi dengan baik,” tambahnya.
Program Manajer INOVASI Kaltara, Handoko Widagdo mengatakan daerah lain di Indonesia, perlu mencontoh kebijakan BOSDA Bulungan.
Ini kebijakan pertama di Indonesia, daerah mensuplai buku kepada seluruh sekolah secara berkelanjutan. Ia mengatakan ketersediaan buku yang berkelanjutan, merupakan satu dari tiga kunci membangun literasi.
Dua kunci lainnya adalah keteladan membaca dan program pembiasaan membaca yang sistematis. ”Sering sekali kita meminta anak membaca buku, tetapi bukunya tidak tersedia. Kalaupun ada, isi bukunya tidak sesuai dengan kebutuhan dan usia anak,” terangnya.

