Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Lupus: Kenali dan Atasi

Pada tanggal 30 Juni 2018 sore lalu, atrium Armada Town Square Mall Magelang dibalut dengan nuansa ungu. Sekitar seratus orang berkumpul bersama memen

zoom-in Lupus: Kenali dan Atasi
Grid.ID
Penyakit lupus 

Ditulis oleh: Alfred Zakaria, Ketua Relawan Lupus Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Pada tanggal 30 Juni 2018 sore lalu, atrium Armada Town Square Mall Magelang dibalut dengan nuansa ungu. Sekitar seratus orang berkumpul bersama memenuhi sebagian atrium untuk mendengarkan talkshow tentang pengenalan Lupus bersama dr. Dwi Budi Darmawati, SpPD-KR dengan tema Lupus: kenali dan atasi.

Acara ini merupakan kelanjutkan rangkaian roadshow Hari Lupus Sedunia yang diadakan oleh Relawan Lupus Indonesia (RELI) yang diselenggarakan sejak tanggal 22 April 2018.

Baca: Kisah Mobil Ambulans Tua yang Bikin Warga Bangga

RELI sebagai badan hukum nir-laba yang bergerak di bidang sosial-kemanusiaan dan kesehatan terutama dalam kaitannya dengan penyakit Lupus kembali menggelar event talkshow di atrium Armada Town Square Magelang dengan mengambil tema Lupus: Kenali dan Atasi.

Pembicara yang dihadirkan adalah dr Dwi Budi Darmawati, SpPD-KR, rematolog yang berkiprah di Magelang dan telah menangani berbagai macam kasus Lupus dan autoimun.

Acara tersebut juga dibuka oleh perwakilan Bupati Magelang dengan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik, serta perwakilan manajemen Armada Town Square Mall.

Mungkin kita semua banyak yang penasaran tentang Lupus, apa itu Lupus?

Berita Rekomendasi

Mungkin orang kebanyakan lebih mengenal Lupus dengan gambaran seperti yang dilukiskan oleh Hilman Hariwijaya dalam novelnya, orang muda yang ngocol dan identik dengan permen karet.

Namun Lupus yang dimaksud ini bukan Lupus yang itu. Lupus ini adalah Lupus yang dikenal dalam dunia medis. Bukan hal yang kocak dan konyol seperti yang kita lihat dalam Lupus-nya Hilman, tetapi sesuatu yang berbahaya bahkan mengancam nyawa.

Baca: KPU: Masih Ada Ruang Memperbaiki PKPU Melalui MA

Autoimun sendiri dikenal di dunia kedokteran sebagai kondisi dimana respon sistem imun yang seharusnya melawan serangan infeksi virus atau bakteri patogen justru melawan jaringan tubuh sendiri.

Sedangkan penyakit Lupus atau dikenal sebagai Systemic Lupus Erythematosus  adalah bagian dari penyakit autoimun.

Lupus adalah orkestra dari berbagai faktor, antara lain genetik, lingkungan (sinar ultraviolet, obat-obatan, infeksi virus, psikologi/stress), dan faktor hormonal.

Karena faktor hormonal sangat berpengaruh, maka Lupus ini lebih banyak menyerang wanita usia produktif. Namun tidak menutup kemungkinan pula Lupus menyerang pria maupun wanita di luar usia produktif. 65% Odapus (orang dengan Lupus) berusia 16-50 tahun, 20% berusia kurang dari 16 tahun, dan 15% berusia diatas 50 tahun.

Lupus dikenal sebagai penyakit 1000 wajah, karena seringkali menunjukkan ketidakjelasan gejala dan seringkali pula mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga memerlukan perhatian khusus dari dokter yang menangani untuk mencurigai apakah pasien menyintas Lupus atau tidak.

Tanda gejala awalnya antara lain demam berkepanjangan atau berulang kali dan mudah lelah, kelelahan dan berat badan turun, sensitif terhadap paparan sinar matahari (muncul ruam pada kulit), rambut rontok.

Gejala yang lebih spesifik diantaranya antara lain butterfly rash (ruam berbentuk seperti kupu-kupu pada wajah), kelainan pada kulit, kelainan pada pembuluh darah, dan ruam pada bagian tubuh lain seperti tangan.

Namun Lupus tidak hanya menyerang bagian luar tubuh tetapi juga bagian dalam tubuh, oral ulcer (sariawan), nyeri sendi, gangguan ginjal, gangguan paru-paru, kelainan darah, serta gangguan mental dan otak. Maka Lupus dapat mengancam nyawa bila tidak ditangani dengan baik.

Kriteria diagnosis Lupus ditentukan oleh gejala, tanda, dan pemeriksaan laboratorium dengan pengawasan oleh ahlinya, yaitu dokter yang memahami dan peduli tentang penyakit autoimun ini.

Klasifikasi Lupus dapat dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat. Namun Lupus tidak selalu buruk, bukan hal yang mengerikan yang tidak dapat disembuhkan: Lupus dapat diobati dan dapat dikendalikan.

Tetapi berbeda dengan penyakit lainnya, tidak ada vaksin untuk menangani Lupus. Yang terpenting adalah jangan hidup dengan kekhawatiran, hiduplah berdamai dengan situasi, jalankan pola hidup sehat, dan kelola stress sesuai dengan kemampuan.

Dr Dwi mengatakan bahwa sebaiknya Odapus (orang dengan Lupus) jangan panik, ikhlas, memahami permasalahan kesehatan yang sedang dihadapinya, ikuti kata ahlinya dengan memeriksakan diri, tetap hidup normal, dan selalu berdoa.

Satu hal yang ditekankan oleh dokter yang praktek di RST dr Soedjono Magelang ini, "Hati-hati dengan googling, karena apa yang ditemukan google tentang autoimun di internet tidak semuanya benar, dan jangan ragu untuk bergabung dengan support group yang memberikan semangat kepada para penyintas Lupus."

RELI membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin bergabung untuk belajar bersama dan mengedukasi dengan semangat kebersamaan tanpa batasan dan senioritas maupun bullying. Mari bergabung bersama dan bersahabat dengan Lupus.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas