Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Mungkinkah Terulang Kembali?

Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat sehingga menimbulkan letusan yang menerus. Hampir setiap hari Gunung Anak

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Mungkinkah Terulang Kembali?
Istimewa
Erupsi Gunung Krakatau 

Penulis: Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

TRIBUNNERS - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat sehingga menimbulkan letusan yang menerus. Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus.

Bahkan pada Sabtu (14/7/2018) Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 398 kali dengan amplitudo 24 sampai 58 mm, durasinya antara 20 sampai 279 detik.

Baca: Azyumardi Azra: Politik Identitas Kembali Digunakan pada Pilpres 2019 tapi Tidak Akan Laku

Gempa tremornya terjadi terus menerus antara 2 sampai 45 mm, amplitudo dominan 20 mm. Tinggi letusan maksimum 800 meter. Lava pijar terlihat pada malam hari. Suara dentuman yang disertai lontaran abu dan pasir sering menyertai letusan.

Pada Minggu (15/7/2018) pukul 12.00 - 18.00 WIB, PVMBG melaporkan bahwa Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 81 kali. Asap kawah bertekanan sedang dengan intensitas sedang berwarna hitam setinggi 500-700 meter dari puncak kawah.

Namun demikian letusan tidak membahayakan penerbangan dan pelayaran. Status tetap Waspada (level II). Hanya di dalam radius 1 km dari puncak kawah yang berbahaya. Di luar radius 1 km kondisinya aman.

Pemantauan aktivitas gunungapi terus dilakukan dari pos pengamatan Gunungapi Krakatau PVMBG di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

Berita Rekomendasi

Banyak masyarakat yang khawatir letusan Gunung Anak Krakatau akan sedahsyat letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Hal itu tidak mungkin terjadi karena kondisinya sangat berbeda.

Pada tahun 1883 letusan terjadi bersamaan pada 3 gunungapi di komplek Gunung Krakatau yaitu Gunung Danan, Gunung Rakata dan Gunung Perboeatan. Ketiga gunungapi ini berdekatan dikenal dengan G.Krakatau.

Letusan yang bersamaan dari 3 gunung tersebut sangat dahsyat sehingga menyebabkan sebagian pulau gunung hilang.

Pada tahun 1927 muncul gunungapi ke permukaan laut yang kemudian dinamakan Gunung Anak Krakatau. Gunung kecil ini terus meletus untuk tumbuh. Rata-rata setiap tahun bertambah tinggi 4-6 meter.

Tidak akan terjadi letusan yang besar karena energi yang ada tidak besar.

Bahkan beberapa ahli mengatakan perlu minimal 3 abad lagi untuk menghasilkan letusan yang besar dari Gunung Anak Krakatau tetapi tidak akan sedahsyat tahun 1883. Jadi tidak perlu dikhawatirkan dengan letusan yang berlangsung sekarang.

Bagaimana letusan Gunung Krakatau 1883?

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas