Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Albert Papilaya Putra Maluku Utara yang Pernah Torehkan Prestasi di Olimpiade Barcelona 1992
Albert Papilaya pernah menorehkan sejarah prestasi terbaik pada Olimpiade Barcelona 1992.
Siaran pers Kemenpora
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Albert Papilaya pernah menorehkan sejarah prestasi terbaik pada Olimpiade Barcelona 1992.
Namanya tercatat sebagai petinju yang bisa lolos di babak perempat final dengan menyingkirkan Robert Buda asal Polandia di putaran pertama dan Makoye Isangula asal Tanzania. Sayang langkahnya terhenti ketika menghadapi petinju Korea Selatan, Lee Seung-Bae.
Baca: Respons Rahmad Darmawan Saat Diminta Kembali Latih Sriwijaya FC
Jejak perjalanan Albert di dunia tinju Indonesia layak untuk ditiru. Ketika di ajang Olimpiade, Albert bercerita saat itu dirinya sangat optimis bisa mengalahkan lawan-lawannya di atas ring. Sayang, keputusan wasit yang memberikan poin ke petinju Korea Selatan, Lee Seung-Bae, membuatnya kalah.
"Saya sudah berada di atas angin, tapi wasit memberi saya peringatan karena saya peluk lawan, padahal lawan yang peluk saya duluan. Akhirnya, poin saya dipindah ke dia. Jadi, dia yang menang, seharusnya bisa juara waktu itu, tapi karena wasit ya akhirnya kita mau menyesal apa. Semua keputusan wasit jadi kita terima saja," kenang Albert.
Baca: Mapala UI Gelar Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat
Meski kalah, pria yang juga tergabung sebagai polisi ini mendapat sambutan yang luar biasa oleh masyarakat tinju.
Kemampuan memiliki pukulan tangan kanan mematikan itu tetap mencuri perhatian banyak orang. Bahkan dirinya dan Oscar De La Hoya sama-sama ditawari terjun ke dunia profesional oleh salah satu seorang promotor.
"Kita hanya teman saja. Waktu itu kita berdua yang ditawarin, jadi kita sama-sama. Dia (Oscar) bilang ke Amerika saja karena di Indonesia tidak bisa berkembang, tetapi saya tidak bisa berangkat," katanya.
Cerita pengalaman Albert di Olimpiade bisa menjadi suntikan motivasi bagi atlet tinju Indonesia yang akan turun di ajang Asian Games, Agustus mendatang.
Bernaung di bawah gemblengan PPLP Maluku, pria kelahiran Tobelo, Maluku Utara, 15 September 1967 ini berhasil menorehkan deretan prestasi seperti juara Pekan Olahraga Nasional (PON) 1985 di Jakarta, Kejuaran Tinju Asia Junior di Nepal, hingga mengoleksi enam emas dan satu perak dalam tujuh kali keikutsertaannya di SEA Games.(van)