Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Diaspora Indonesia Beri Pelatihan dan Pembimbingan Guru di Papua
Sembilan diaspora Indonesia yang tergabung di Indonesian American Society of Academics (IASA) memberi pelatihan guru selama seminggu penuh, dari tangg
Dikirimkan oleh Hamdan Hamedan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan diaspora Indonesia yang tergabung di Indonesian American Society of Academics (IASA) memberi pelatihan guru selama seminggu penuh, dari tanggal 9-13 Juli 2018, di Jayapura, Papua.
Pelatihan yang diberi tema workshop diaspora peduli Papua bertujuan meningkatkan kemampuan 50 guru dari SMAN 3 Jayapura dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Baca: Ingin Cicipi Makanan Sehat Bernutrisi dan Protein yang Tepat? Fit Lokal Bisa Jadi Rekomendasi
Presiden IASA Herry Utomo menjelaskan workshop selama seminggu ini telah dipersiapkan secara matang oleh para profesor yang mengajar di berbagai universitas di Amerika Serikat guna mencapai tiga tujuan utama.
“Pertama untuk membantu para guru menerapkan pembelajaran terintegrasi berbasis high-order thinking skills (HOTS) atau daya nalar tingkat tinggi. Kedua, menerapkan teknologi tablet yang dikembangkan khusus oleh IASA sesuai kultur pembelajaran Papua. Ketiga, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan tetapi berbobot,” ujar Herry yang juga seorang profesor di Louisiana State University, Amerika Serikat.
Dalam sambutannya, Staf Ahli Mendikbud Bidang Hubungan Pusat dan Daerah James Modouw mengatakan bahwa workshop ini adalah kesempatan emas bagi para guru.
“Ini kesempatan emas untuk para guru mendapat ilmu dari para profesor IASA dalam mempraktekkan Kurikulum 2013 sesuai dengan analisis konteks Papua guna menjawab tantangan pengajaran di abad 21,” ujarnya.
Baca: Mental Vicky Shu Sempat Drop saat Beberapa Jam Alami Kontraksi Tanpa Henti
Walau workshop berlangsung selama seminggu penuh dari pukul 9 hingga 17, para guru tampak bersemangat selama mengikuti workshop.
Workshop didesain dengan pendekatan student-centered dan hands-on sehingga memastikan para peserta berperan aktif selama workshop berlangsung. Materi yang diajarkan pun beragam dari mulai strategi pengajaran lintas batas, pengajaran mendalam, pemantapan kegiatan ekstrakurikuler, pembagian beban kerja guru, integrasi dua atau tiga mata pelajaran, sekolah berpola asrama yang efektif, hingga pemanfaatan teknologi dan sistem tablet dalam pengajaran.
Guru Geografi SMAN 3 Jayapura Karolina Tanawani mengapresiasi terselenggaranya workshop ini.
“Workshop ini sangat praktikal dan membuka wawasan saya dalam memberikan pengajaran yang lebih efektif bagi kemajuan peserta didik,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh guru Fisika SMA YPPK Adhi Luhur Edward Arung.
“Workshop ini betul-betul membekali para guru dalam memberikan pengajaran deep learning dan pelajaran terintegrasi sehingga bukan hanya menghemat waktu para guru dan memberikan waktu tambahan bagi para murid untuk mendalami bidang studi favoritnya,” ujarnya.
Ia pun berharap IASA menyelenggarakan workshop-workshop lainnya guna meningkatkan kemampuan guru di Papua.
“Saya berharap IASA akan menggelar workshop lagi agar kami dapat terus meningkatkan kemampuan kami,” jelasnya.
Herry Utomo menjelaskan bahwa workshop ini bukanlah akhir dari pelatihan melainkan hanya sebuah awal.
“Kami akan terus melakukan pembimbingan dengan para guru baik melalui tele/video conference maupun pendampingan langsung di lokasi. Sebelum workshop, kami melakukan itu secara intensif selama dua bulan dengan para guru. Selanjutnya kami akan terus melakukan hal yang sama guna memastikan para guru siap mempraktekkan hal-hal yang mereka pelajari,” pungkas Herry.
Terselenggaranya Workshop Diaspora Peduli Papua dengan baik adalah hasil kerja sama yang erat antara IASA, Bappenas, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya PPPPTK TK dan PLB. Selain diikuti oleh 50 guru, tak kurang dari 20 widyaiswara kemendikbud turut hadir di workshop tersebut.