Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Belajar Digitalisasi dari Seoul
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang cukup terkenal saat ini karena adanya demam hallyu (K-Pop dan K-Drama alias drama Korea) dan juga hebohny
Ditulis oleh Muhammad Afi Ramadhan, mahasiswa International Accounting Program (IAP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korea Selatan menjadi salah satu negara yang cukup terkenal saat ini karena adanya demam hallyu (K-Pop dan K-Drama alias drama Korea) dan juga hebohnya hubungan diplomatik negara ini dengan tetangga terdekatnya, Korea Utara.
Selain itu, negeri ginseng ini juga dikenal dengan digitalisasinya yang mendunia, terbukti dengan kecepatan rata-rata internet disini mencapai 28,8 mbps (tercepat di dunia), jauh sekali dibandingkan dengan negara kita yang hanya berada di peringkat 106 di dunia dengan 9,73 Mbps.
Maka tidaklah mengherankan jika mereka menyematkan sebagai keunggulan dan kebanggan negara ini.
Baca: Kejutan Franda di Hari Spesial Samuel Zylgwyn
Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya diberi kesempatan untuk menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam acara 2018 ASEAN-Korea Youth Network Workshop yang diselenggarakan oleh ASEAN-Korea Centre di Seoul dan Manila dengan tema “ASEAN and Korean youth as drivers of global digitalization yang diikuti oleh 67 peserta dari 13 negara (ASEAN, Korea, Cina, dan Jepang).
Selama 10 hari tersebut kami mengikuti seminar dan diskusi dengan para ahli di bidang digitalisasi dan hubungan internasional, juga berkunjung ke berbagai tempat menarik, eksplorasi budaya, dan kegiatan berkelompok berupa kompetisi pembuatan video dan penyusunan policy proposal.
Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman belajar digitalisasi di Seoul, ibukota dari Korea Selatan. Dari sekian banyak kegiatan yang kami ikuti, salah satu yang paling berkesan adalah kunjungan ke Seoul Transport Operation and Infomation Service (TOPIS), yaitu pusat kontrol yang dimiliki oleh Seoul Metropolitan Government yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi lalu-lintas kota.
Baca: Warga Bari Anggap Komodo sebagai Hama, Ditangkap dan Sempat Ada yang Dibunuh
Berada di lantai B3 Seoul City Hall, ruangan ini memiliki monitor besar yang menunjukkan visualisasi kepadatan kota dan live footage yang diambil dari CCTV di seluruh penjuru Seoul.
Dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, TOPIS dirancang untuk menyediakan informasi real-time mengenai kepadatan kota, jumlah pengguna bus dan jarak antara bus tersebut dengan halte terdekat, dan situasi insidental seperti kecelakaan dan aksi demonstrasi.
Menariknya, jika hal insidental tersebut sedang terjadi, TOPIS akan menyebarkan informasi tersebut secara langsung melalui internet (media sosial) dan papan elektronik di jalan-jalan.
Saat kami berkunjung, staf yang menemani kami menunjukkan video kecelakaan mobil yang baru saja terjadi di monitor besar tersebut. Ia juga menunjukkan bahwa informasi kecelakaan tersebut langsung disebarkan melalui Twitter, sehingga masyarakat Seoul bisa menghindari jalur tersebut.
Pada hari tersebut kami juga mendapatkan kesempatan langka untuk berdialog langsung dengan walikota Seoul, Mr Park Won-soon.
Ia bercerita mengenai perjuangannya mewujudkan Seoul sebagai smart city terbaik di dunia dan menularkan ide ini ke kota-kota di seluruh penjuru dunia.
Saya langsung teringat mengenai Banda Aceh yang juga mendeklarasikan diri sebagai smart city, namun harus diakui bahwa kita masih perlu belajar banyak dari Seoul yang menjadikan digitalisasi ini sebagai sistem dua arah yang disediakan oleh pemerintah dan digunakan dengan baik oleh masyarakatnya, bukan hanya sebagai emblem pemanis pemerintahan.
Ekspektasi saya terhadap pengembangan smart city di Banda Aceh sangatlah tinggi, terlebih dengan TransKutaraja yang masih berada di tahap awal, saya berharap Pemko Banda Aceh segera mengikuti tren digitalisasi ini, sehingga suatu saat transportasi publik kita bisa setara dengan Seoul. Amin!
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)