Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Peringati Kemerdekaan Indonesia Orang Utan ke-100 Dilepasliarkan

Setelah bulan lalu sukses melepasliarkan 13 orangutan, kembali hari ini Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng akan melepasliarkan

zoom-in Peringati Kemerdekaan Indonesia Orang Utan ke-100 Dilepasliarkan
youtube
Ilustrasi orang utan 

Dikirimkan oleh Bos Communications

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah bulan lalu sukses melepasliarkan 13 orangutan, kembali hari ini Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng akan melepasliarkan 10 orangutan ke hutan alami di TNBBBR, Kabupaten Katingan.

Pelepasliaran ini akan menambah populasi orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di TNBBBR menjadi 102, sejak pelepasliaran orangutan pertama kali dilaksanakan 2 tahun lalu, di bulan Agustus 2016.

Baca: Usai Berkunjung ke Lombok, Jokowi Pimpin Ratas Penguatan Cadangan Devisa di Istana

Kesepuluh orangutan yang akan dilepasliarkan kali ini terdiri dari 3 jantan dan 7 betina dalam rentang usia 13-16 tahun.

Mereka akan dibawa dalam perjalanan menempuh jalur darat dan sungai yang memakan waktu kurang lebih 10-12 jam dari Nyaru Menteng ke titik-titik yang telah ditentukan di TNBBBR.

Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup (KSDAE-KLHK) yang diwakili oleh Puja Utama, Kepala Subdit Pengawetan Jenis, mengatakan, “Pelestarian satwa dapat berhasil apabila semua pihak bekerja bersama. Data dari Ditjen KSDAE memperlihatkan lebih dari 50% populasi satwa tidak berada di dalam kawasan konservasi tapi berada di kawasan hutan produksi, hutan lindung bahkan di Areal Penggunaan Lain (APL). Sehingga upaya perlindungan terhadap kelestarian satwa ini menjadi sangat penting untuk dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan seperti pelaku bisnis, pemerintah daerah, LSM dan masyarakat adat."

"Ke depan diharapkan orangutan yang berada di luar Kawasan Konservasi dapat terlindungi seperti halnya orangutan yang ada di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja sama menjadi kunci untuk selanjutnya kita bersinergi."

BERITA REKOMENDASI

Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, “Bulan Agustus punya makna khusus bagi kami. Bangsa Indonesia memperingati kemerdekaan setiap tanggal 17. Sementara, pelaku konservasi juga merayakan Hari Orangutan di bulan yang sama. Jadi kami ingin mendedikasikan bulan ini sebagai ‘bulan kebebasan dan kemerdekaan bagi orangutan. Baru bulan Juli lalu kami bekerja bersama untuk mengembalikan 13 orangutan ke hutan TNBBBR di Katingan, tapi kami punya target melepasliarkan 100 orangutan ke hutan tahun ini, dan kami berusaha keras untuk mewujudkan itu. Jadi buat kami di Yayasan BOS, tidak ada kata bersantai bagi penyelamatan orangutan. Apalagi kita semua tentu sudah mendengar berita mengenai mulai maraknya kebakaran hutan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di Sumatra dan Kalimantan, dua pulau tempat orangutan hidup."

"Ini adalah saat yang menentukan. Di sini kita bersama bisa menunjukkan, sejauh mana komitmen kita terhadap pelestarian alam, dalam hal ini hutan, beserta isinya, dalam hal ini orangutan. Tingkat kerusakan hutan selalu terjadi paling tinggi saat musim kebakaran hutan. Namun jangan diartikan bahwa kami gegabah melepasliarkan orangutan ke hutan di tengah musim kering yang berpotensi bahaya ini, karena hutan alami di TNBBBR adalah taman nasional yang pengamanannya terjamin. Bersama tim Yayasan BOS, staf TNBBBR secara rutin mengadakan patroli untuk menjaga keamanan hutan dan keanekaragaman hayati di taman nasional ini. Mari kita bersama jaga wilayah hutan agar selalu aman dan bisa bermanfaat optimal bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia sendiri.”

Baca: Cafe Es Krimnya Jadi Tempat Peredaran Narkoba, Pemilik Pun Ditangkap

Adib Gunawan, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengatakan, “Kerja konservasi adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang dan partisipasi dari semua pihak terkait. BKSDA Kalimantan Tengah terus bekerja sama dengan Balai TNBBBR, USAID LESTARI, dan Yayasan BOS untuk melepasliarkan orangutan hasil rehabilitasi. Pelepasliaran yang kesebelas kalinya di hutan TNBBBR di Kabupaten Katingan ini akan menjadikan jumlah populasi orangutan di hutan tersebut menjadi 102, sebuah angka yang luar biasa hasil kerja keras banyak pihak selama 2 tahun penuh."

"Kita harus paham bahwa semua orang selayaknya terlibat dalam upaya konservasi sumber daya alam. Satwa liar sebagai bagian dari sumber daya alam hayati berperan aktif dalam menjaga kualitas hutan. Seperti contohnya orangutan, jenis kera besar satu-satunya di Asia ini sangat penting bagi konservasi habitat. Ini sebab utama mengapa kita wajib menjaga serta melindungi hutan kita juga! Mari kita sukseskan visi strategi dan rencana aksi konservasi orangutan di Kalimantan Tengah, yaitu ‘terjaminnya keberlanjutan populasi orangutan dan habitatnya melalui kemitraan para pihak.”

Heru Raharjo, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, menambahkan, “Populasi orangutan liar sangat penting untuk dijaga, karena fungsinya yang sangat penting bagi kualitas hutan. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di wilayah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah merupakan habitat yang sangat tepat sebagai lokasi pelepasliaran orangutan dan kami sebagai pengelola taman nasional akan bekerja keras memastikan keamanan para orangutan ini, melalui monitoring, evaluasi, dan pengamanan periodik guna memastikan orangutan yang dilepasliarkan akan membentuk populasi orangutan liar yang baru."


"Satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa kawasan taman nasional terbatas luasnya. Untuk dijadikan lokasi pelepasliaran orangutan, kita semua tetap perlu memanfaatkan kawasan hutan lain di luar taman nasional sebagai habitat orangutan. Mari kita bekerja sama menjaga hutan yang tersisa, dan mencari cara mengalokasikan hutan sebagai tempat pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi.”

Erin E McKee, Direktur Misi Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk Indonesia, menambahkan, “USAID bangga untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan BOSF untuk mendukung inisiatif multi pihak adalam konservasi orangutan. Pelepasliaran orangutan yang ke-100 ini adalah tonggak pencapaian yang penting dan dapat menginspirasi komitmen yang berkelanjutan untuk melindungi orangutan dan habitat mereka.”

Untuk mendukung kesuksesan upaya konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Yayasan BOS selalu bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia di semua tingkat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Katingan, BKSDA Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, dan USAID LESTARI.

Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi sejumlah mitra seperti masyarakat Kabupaten Katingan, USAID LESTARI, Save the Orangutan, dan para mitra global kami, donor perseorangan, organisasi-organisasi mitra yang membantu tercapainya upaya konservasi dan pelestarian alam di Indonesia.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas