Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kans Jokowi vs Prabowo Pada Pilpres 2019

Pasangan Ma’ruf Amin-Sandiaga Uno mempunyai plus-minus bagi capres Jokowi dan Prabowo.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Kans Jokowi vs Prabowo Pada Pilpres 2019
Kolase Instagram
Pasangan Capres Cawapres, Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno 

Keempat; dukungan basis massa NU. Sebagai tokoh senior NU, dicalonkannya Ma’ruf tentu sangat mempertimbangkan peran sentralnya diorganisasi terbesar umat Islam ini.

Dukungan dari basis massa grassroot NU, akan berdampak signifikan terhadap insentif elektoral mendongkrak elektabilitas Jokowi.

Bukan hanya dukungan elektoral namun juga berdampak pada posisi sentimen dan citra politik yang selama ini terkesan negatif terhadap Jokowi, terutama bersentuhan dengan isu sintimen umat Islam dan ulama.

Kelima; Maruf Amin digandeng Jokowi bagian strategi mengunci PKB agar tidak banting stir meninggalkan koalisi Jokowi. Ketika Mahfud MD yang dipilih Jokowi, kita hakul yakin PKB bakal hengkang dan berpotensi menghidupkan poros ketiga, hal tersebut tentu ditakuti Jokowi.

Maruf Amin adalah pilihan parpol koalisi, sementara Mafud MD adalah pilihan Jokowi. Parpol koalisi tak setuju dengan Mahfud karena punya potensi menjadi matahari terang di pilpres 2024. Namun tetap rumusnya parpol punya bergaining position tinggi menentukan cawapres ketimbang Jokowi.

Sementara itu, nama Sandiaga Uno sebagai pilihan wakil Prabowo juga patut diperhitungkan, tak bisa dinggap enteng dan punya banyak kelebihan.

Pertama efek kejut. Munculnya nama Sandiaga Salahuddin Uno di luar dugaan dan prediksi yang selama ini berkembang termasuk dalam pantauan radar beberapa lembaga survei.

Berita Rekomendasi

Nama Sandi muncul dari labirin politik (kebuntuan), sebelum nama AHY, Abdul Somad, Salim Segaf Al-Jufri menguat, namun takdir sejarah menjemput nama Sandiaga Uno menjadi cawapres pendamping Prabowo. Akibatnya ekspektasi publik terhadap Prabowo makin naik.

Dengan demikian, munculnya nama Sandiaga Uno, mengubah peta lama menjadi peta baru. Masuknya nama Sandi ke gelanggang pilpres, membuat persaingan politik kian ketat dan sengit.

Kedua soal logistik. Pertimbangan Logistik sepertinya menjadi salah satu alasan kuat dipilihnya Sandi. Tidak dapat dipungkiri perhelatan politik pemilihan presiden memakan biaya yang cukup fantastis (high cost) dan Sandi siap menanggung sebagian pembiayaan politik tersebut.

Dibutuhkan nafas panjang dengan dukungan logistik yang cukup memadai. Kelebihan ini yang dimiliki Sandiaga Uno, dinobatkan sebagai salah satu anak muda terkaya di Indonesia. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK yang terbaru, total kekayaan Sandiaga mencapai Rp 5 triliun.

Ketiga muda, cerdas, kaya, ganteng dan energik (good looking). Bukan bermaksud membuat dikotomi antara muda dan tua, namun stamina dan fisik yang prima sangat dibutuhkan menopang kegiatan politik berkampanye ke seluruh pelosok negeri.

Menjangkau luasnya wilayah Indonesia untuk dikunjungi dalam rangka menyapa dan memenangkan hati rakyat. Sandiaga Uno pernah mencatat rekor Muri dengan mencatat blusukan terbanyak sepanjang Pilkada DKI 2017 lalu.

Keempat; kemampuan beradaptasi dengan pemilih milenial. Kemampuan untuk menjangkau dan mengambil ceruk simpati pemilih melenial tentu menjadi poin penting.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas