Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indonesia Luar Biasa!
Sepanjang 11 hari perebutan medali dilangsungkan di berbagai pentas persaingan cabang olahraga, terhitung sejak 19 Agustus hingga tulisan ini dibuat
Editor: Toni Bramantoro
Presiden hanya berulangkali menegaskan keyakinannya jika kontingen Indonesia mampu memenuhi target menduduki posisi 10 besar dengan taksiran peraihan medali emas 12 hingga 16 keping.
Tetapi, dari perjuangan para atlet dan doa seluruh masyarakat Tanah Air, Tuhan selalu punya cara aneh untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada kerja keras dan pengorbanan yang sia-sia. Pencapaian besar pada Asian Games ke-18 tahun 2018 ini tentunya bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan.
Memang terkesan 'ajaib' jika membandingkan sukses dari pencapaian prestasi di Asian Games 2018 dengan kegagalan di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia. Bayangkan! Tak sampai satu tahun kita mampu bangkit!
Sukses pencapaian prestasi atlet-atlet Indonesia tentunya tak terlepas dari motivasi tinggi mereka untuk memenuhi target yang ditetapkan pada cabornya masing-masing. Bertanding di depan pendukung sendiri dengan atmosfir yang luar biasa adalah stimulan. Arena pertandingan atau venue yang rata-rata baru diyakini meningkatkan kebanggaan dan sekaligus kepercayaan diri.
Keberhasilan pencapaian prestasi atlet -atlet Indonesia bisa difahami juga karena lebih intensifnya persiapan yang dilakukan masing-masing cabor. Memang sempat ada kekhawatiran Indonesia akan sulit memenuhi target "10 besar" dengan maksimal 16 medali emas karena kendala yang dihadapi beberapa cabor, termasuk cabor prioritas atau Olimpiade, yakni tersendatnya kucuran dana dari pemerintah untuk proses pelatihan berkelanjutan dan try-out atlet.
Namun, secara umum dalam proses pembinaan atlet menuju pencapaian prestasi puncak di Asian Games 2018 ini aspek pendanaan tak terlalu dipermasalahkan. Ini berbeda dengan saat persiapan menghadapi SEA Games 2017 silam.
Persiapan lebih baik yang dilakukan di sebagian besar cabor menuju Asian Games 2018 ini pun tak terlepas dari keinginan Presiden Joko Widodo. Tidak percuma jika presiden selalu menghimbau agar setiap cabor melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya. Bahkan, tidak sekadar menghimbau, presiden juga langsung melakukan kunjungan langsung ke cabor-cabor untuk melihat proses pelatihan atletnya.
Tindakan 'on the spot' yang kemudian presiden lanjutkan saat Asian Games sudah berlangsung. Hampir setiap hari presiden mendatangi venue venue tempat cabor berpeluang meraih medali emas. Kunjungan Jokowi bagaimana pun turut memberi spirit pada penampilan atlet-atlet yang diandalkan.
Presiden menyaksikan langsung peraihan emas pertama oleh Delfia Rosmania di pentas taekwondo di JCC Senayan, dan keesokan harinya 'mendampingi' Lindswell Kwok merebut medali emas wushu di Jiexpo Kemayoran.
Dan terakhir bagaimana kita melihat Presiden Jokowi mendatangi padepokan pencak silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menyaksikan para pendekar Indonesia untuk kedua kalinya melakukan sapu bersih atas keseluruhan medali yang diperebutkan kala itu.
Jika sebelumnya para pendekar Indonesia menyapu -bersih delapan medali emas dari delapan kelas yang dipertandingkan, pada Rabu (29/8) sore itu para pendekar kita sukses merebut enam medali emas dari enam kelas yang mereka ikuti. Luar biasa, dari total 16 medali emas yang dialokasikan di cabor ini, 14 emas di antaranya direbut pendekar Indonesia!
Dari arena pencak silat itu pula kita menyaksikan kejadian luar biasa, pemandangan luar biasa, yakni pelukan kemesraan yang luar biasa antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto, kandidat presiden di Pilpres 2019 mendatang. Momen yang membanggakan, menyenangkan dan sekaligus mengharukan.
Indonesia memang luar biasa!
* Steven Setiabudi Musa, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan