Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pelajaran dari Kasus Penembakan Warga Yahudi di Amerika
Amerika kembali dihebohkan oleh penembakan Yang menelan jiwa manusia. Kali ini 11 orang meninggal
Editor: Malvyandie Haryadi
Imam Shamsi Ali
TRIBUNNERS - Amerika kembali dihebohkan oleh penembakan Yang menelan jiwa manusia.
Kali ini 11 orang meninggal, beberapa terluka termasuk dua anggota kepolisian kota Pittsburgh. Pembunuhan itu terjadi di sebuah sinagog (rumah Ibadah Yahudi) dan pelakunya adalah seorang warga putih Amerika.
Yang menarik adalah bahwa pembunuhan biadab ini dilakukan diperkirakan karena multi dorongan atau motivasi. Dari postingan-postingan pelaku di media sosialnya saat ini minimal ada tiga motivasi utama.
Pertama, karena memang kebencian kepada warga Yahudi. Perlu juga diketahui bahwa anti semitism di Amerika dan Barat secara umum sangat tinggi. Entah penyebabnya apa. Tapi yang pasti anti semitisme dan Islamophobia sama-sama tingginya di Amerika.
Kedua karena komunitas yang menjadi korban penembakan ini memberikan pelayanan kepada para imigran.
Baca: Penembakan di tempat ibadah Yahudi Pittsburgh: Korban termasuk suami istri dan nenek
Life Tree Synagogue yang menjadi sasaran penembakan ini memang dikenal sebagai komunitas yang sangat mendukung para imigran. Maka dukungan kepada imigran ini dianggap membahayakan masa depan Amerika. Karenanya perlu segera dihabisi.
Ketiga, yang paling aneh adalah persepsi pelaku yang dikenal dengan “White Supremacy” ini menganggap jika masyarakat Yahudi itu bukan warga yang berkulit putih.
Padahal hampir 100 persen warga Yahudi Amerika adalah keturunan Eropa. Karena Yahudi bukan dari kalangan mereka maka mereka dianggap musuh.
Apapun motive di balik dari pembunuhan “senseless” (tidak punya rasa) ini, peristiwa ini harus dikutuk dan dijadikan sebagai musuh bersama (shared enemy). Bahwa kekerasan yang terjadi karena kebencian kepada orang, baik karena agama, etnik atau ras dan warna kulit adalah tertolak dan terkutuk.
Kebencian sistemik
Di masa lalu sering saya katakan bahwa Islamophobia dan sentimen anti Muslim di Amerika adalah kasus-kasus pingir jalan. Kasus-kasus yang tidak harus dilihat sebagai “wajah Amerika” sesungguhnya.
Dan tentunya dapat dipahami juga sebagai akibat “ketidak tahuan”. Dengan kata lain, mereka itu rata-rata tidak paham tentang Islam yang sesungguhnya.
Ketidakpahaman itulah yang menjadi penyebab “ketakutan” dan berujung kepada prilaku irrasional, termasuk kekerasan-kekerasan.