Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pelajaran dari Kasus Penembakan Warga Yahudi di Amerika

Amerika kembali dihebohkan oleh penembakan Yang menelan jiwa manusia. Kali ini 11 orang meninggal

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pelajaran dari Kasus Penembakan Warga Yahudi di Amerika
SHAMSI ALI
Shamsi Ali (tengah) bersama para tokoh lintas agama di New York 

Imam Shamsi Ali

TRIBUNNERS - Amerika kembali dihebohkan oleh penembakan Yang menelan jiwa manusia.

Kali ini 11 orang meninggal, beberapa terluka termasuk dua anggota kepolisian kota Pittsburgh. Pembunuhan itu terjadi di sebuah sinagog (rumah Ibadah Yahudi) dan pelakunya adalah seorang warga putih Amerika.

Yang menarik adalah bahwa pembunuhan biadab ini dilakukan diperkirakan karena multi dorongan atau motivasi. Dari postingan-postingan pelaku di media sosialnya saat ini minimal ada tiga motivasi utama.

Pertama, karena memang kebencian kepada warga Yahudi. Perlu juga diketahui bahwa anti semitism di Amerika dan Barat secara umum sangat tinggi. Entah penyebabnya apa. Tapi yang pasti anti semitisme dan Islamophobia sama-sama tingginya di Amerika.

Kedua karena komunitas yang menjadi korban penembakan ini memberikan pelayanan kepada para imigran.

Baca: Penembakan di tempat ibadah Yahudi Pittsburgh: Korban termasuk suami istri dan nenek

Life Tree Synagogue yang menjadi sasaran penembakan ini memang dikenal sebagai komunitas yang sangat mendukung para imigran. Maka dukungan kepada imigran ini dianggap membahayakan masa depan Amerika. Karenanya perlu segera dihabisi.

BERITA REKOMENDASI

Ketiga, yang paling aneh adalah persepsi pelaku yang dikenal dengan “White Supremacy” ini menganggap jika masyarakat Yahudi itu bukan warga yang berkulit putih.

Padahal hampir 100 persen warga Yahudi Amerika adalah keturunan Eropa. Karena Yahudi bukan dari kalangan mereka maka mereka dianggap musuh.

Apapun motive di balik dari pembunuhan “senseless” (tidak punya rasa) ini, peristiwa ini harus dikutuk dan dijadikan sebagai musuh bersama (shared enemy). Bahwa kekerasan yang terjadi karena kebencian kepada orang, baik karena agama, etnik atau ras dan warna kulit adalah tertolak dan terkutuk.

Kebencian sistemik

Di masa lalu sering saya katakan bahwa Islamophobia dan sentimen anti Muslim di Amerika adalah kasus-kasus pingir jalan. Kasus-kasus yang tidak harus dilihat sebagai “wajah Amerika” sesungguhnya.


Dan tentunya dapat dipahami juga sebagai akibat “ketidak tahuan”. Dengan kata lain, mereka itu rata-rata tidak paham tentang Islam yang sesungguhnya.

Ketidakpahaman itulah yang menjadi penyebab “ketakutan” dan berujung kepada prilaku irrasional, termasuk kekerasan-kekerasan.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas