Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Motivasi dari Santri Profesional yang Mendunia
Kajian Duha kali ini diisi oleh seorang santri yang anti mainstream, santri yang terjun ke dunia profesi di perusahaan-perusahaan internasional
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - “Siapa bersungguh-sungguh akan berhasil.” Begitulan tulisan yang tertera pada slide pertama dalam Kajian Duha di Masjid Baitussalam The Green-BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Ahad (18/11) pagi.
Kajian Duha kali ini diisi oleh seorang santri yang anti mainstream, santri yang terjun ke dunia profesi di perusahaan-perusahaan internasional, Ustadz Djindar Rohani, yang juga merupakan seorang pakar kepatuhan. Sering mengisi dan memberikan pelatihan di berbagai instansi untuk memperbaiki sistem kepatuhan.
“Santri profesional yang mendunia”, begitu judul buku yang dibedah pada kajian dan sharing session dengan tema “ 60 Tahun Refleksi Man Jadda Wajada”.
Di awal pembahasan Djindar Rohani menekankan bahwa dalam menjalani kehidupan dibutuhkan kesungguhan tekad dan perjuangan. Inilah yang dikenal dalam pepatah Arab “Man Jadda Wajada” dengan menekankan prinsip “Siapa yang berbuat lebih, akan mendapatkan hasil lebih”.
“ Contohnya orang yang dalam kariernya berusaha lebih banyak maka dia akan mendapatkan hasil yang lebih, dalam jenjang karier, dan secara otomatis materi pasti akan mengikuti. Dalam hal ibadah, orang yang hanya melakukan hal-hal yang wajib saja pasti berbeda hasilnya dengan yang mengerjakan wajib dan sunnah. Karena fungsi dari ibadah sunnah adalah untuk menyempurnakan ibadah yang wajib,” paparnya.
Selanjutnya Djindar menjelaskan kiat-kiat sukses, arti sukses dan kesuksesan yang sebenarnya. Sukses hakiki, sukses dunia dan sukses akherat inilah yang menjadi idaman setiap insan.
Menurut Djindar pelajaran dan pengalaman yang paling memberikan pengaruh dalam hidup dan kariernya adalah nilai-nilai yang ditanamkan oleh Pondok Modern Gontor.
“Inilah yang membawa saya sampai seperti sekarang ini, nilai-nilai yang sudah mengakar di dalam jiwa para santri Gontor. Yaitu ajaran “ Panca Jiwa” yang mencakup jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah dan bebas tetapi bertanggung jawab,” paparnya.
Djindar yang juga menjabat sebagai Ketua DKM Masjid Baitussalam The Green BSD ini mengajak kepada umat Islam untuk bisa mengabdi kepada agama dan bangsa. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk agama seperti memakmurkan masjid, mengadakan majelis ilmu dan lain sebagainya.
Dalam hal pengabdian untuk bangsa Djindar hadir dengan membawa konsep Kepatuhan yang diharapkan bisa menjadi solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Konsep ini mengajak semua masyarakat untuk bisa membangun budaya dan etika kepatuhan di setiap lingkungan dengan menjaga tekad dan konsistensi untuk selalu menegakkan integritas.
Menurut pengamatan Djindar pendekatan yang mengutamakan pencegahan akan bisa memperbaiki posisi Indonesia dalam peringkat Corruption Perception Index (CPI) versi Transparency International dan menurunkan Country Risk di mata internasional.
Di akhir pemaparannya Djindar menambahkan, semakin keras usaha yang diperlukan untuk meraih sukses, maka makin besar tingkat kepuasan yang akan dirasakan. Seperti seorang pendaki gunung yang berhasil mencapai puncak gunung yang tertinggi.
Pada sesi tanya-jawab banyak jamaah yang ingin bertanya. Menjawab pertanyaan terkait perbedaan pendapat dan permainan politik di lingkungan kantor, Djindar dengan sangat yakin dan tenang mengatakan, “Lakukanlah yang terbaik, harus yakin dan bisa mempertanggung-jawabkan pendapat kita.”
Kemudian pakar Kepatuhan ini juga menambahkan, “Janganlah terlena dengan kesuksesan sesaat, seperti orang yang berhasil dengan jalan pintas dan tidak benar. Sebab, hal ini tidak akan bertahan lama.”
Kajian yang khidmat ini terlaksana berkat kerjasama antara DKM Masjid Baitussalam BSD dengan Keluarga Remaja Islam BSD (KARIB) yang merupakan bagian dari Forum Masjid Mushalla se-BSD dan sekitarnya. Bertujuan untuk mewujudkan pemuda yang gemar mengaji dan bersilaturahim menuntut ilmu secara berjamaah.
“ Kami berharap bisa mengajak pemuda-pemudi khususnya di lingkungan BSD dan sekitarnya, bisa bersama-sama mengadakan kegiatan yang bermanfaat seperti pengajian ini,” ujar Dally selaku penanggung jawab media di forum komunitas KARIB.
Masjid Baitussalam ini sering mengadakan pengajian dengan penceramah level nasional, di antaranya seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Abi Fakhri Nabhan Rabbani, dan Ustadz Adi Hidayat yang akan mengisi Tabligh Akbar di hari Selasa (20/11) kemarin, bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW