Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Literasi Digital Menjaga Medsos Agar Bersih dari Ujaran Kebencian

Rulli Nasrullah, M.Si mengatakan, literasi digital meruupakan titik terpenting yang harus dipahami para generasi milenial

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Literasi Digital Menjaga Medsos Agar Bersih dari Ujaran Kebencian
ist
Rulli Nasrullah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Medsos, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si mengatakan, literasi digital merupakan titik terpenting yang harus dipahami para generasi milenial untuk menjaga lingkungan medsos di tengah maraknya ujaran kebencian di dunia maya.

Literasi digital tidak sekadar menunjukkan bahwa setiap orang bisa menggunakan medsos, media-media internet lainnya, namun juga cakap dalam memanfaatkan teknologi dan perangkatnya  juga.

“Literasi digital juga mensyaratkan setiap pengguna untuk bertanggung jawab terhadap konten di medsos itu sendiri. Karena pada kenyataannya, misalkan walau medsos itu akunnya bersifat pribadi dalam pengertian dibangun dan dimiliki oleh pengguna itu sendiri, namun konten yang diunggah pada dasarnya bersifat mass-self communication,” ungkap Dr. Rulli Nasrullah, M.Si, Rabu (6/2/2019).

Hal itu menurutnya, setiap orang yang terhubung dengan akun tersebut dan dalam jaringannya pada dasrarnya bisa mengakses konten tersebut. Karena itu, konten dan perilaku dalam dunia digital tidak bisa serta-merta diklaim sebagai aktivitas pribadi dan berada di ruang privasi semata.

“Apalagi secara nama juga disebut sebagai ‘media sosial’, sehingga media yang digunakan seperti Twitter atau facebook merupakan media untuk berkehidupan sosial dalam ranah online. Ini menunjukkan ada nilai-nilai dalam masyarakat offline yang juga harus dibawa dalam kehidupan masyarakat online; walau dalam beberapa kasus banyak bermunculan nilai-nilai dan etika yang baru terkait budaya digital itu sendiri,” paparnya.

Lebih lanjut menurutnya, sejalan dengan pentingnya litearisi digital, ada upaya yang sudah dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Kemendikbud dan Kemenkominfo dalam mensosialisasikan pentingnya literasi digital.

Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong para generasi milenial ini untuk mau melakukan siskamling medsos atau menjadi hansip online dan melaporkan akun dan konten negatif.

Berita Rekomendasi

“Kebetulan saya menjadi salah satu perumus dalam membuat panduan literasi digital. Rumusan yang menjadi panduan literasi digital tidak hanya untuk individu, melainkan juga panduan literasi digital di sekolah, bagi guru, siswa dan literasi digital bagi keluarga," jelasnya.

Secara garis besar, ranah keluarga dan sekolah menjadi modal dasar dalam penerapan dan munculnya rasa tanggung jawab untuk memahami literasi digital untuk mewujudkan iklim medsos yang ramah dan bertanggung jawab. Dengan demikian, penyebaran literasi digital bisa semakin diterapkan di tengah masyarakat.

“Tanggung jawab bersama inilah, yang dimulai dari keluarga dan sekolah, Dan tentunya menjadi tanggung jawab setiap warga negara Indonesia untuk menciptakan kedamaian di medsos,” kata pria yang juga Dosen Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam di fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini

Dirinya mengatakan,  tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas medsos perlu dipahami oleh generasi milenial agar tidak hanya diam atau pasif ketika ada akun atau konten negative di medsos.

Caranya tentu dengan tidak ikut berkomentar terhadap konten negatif tersebut serta tidak ikut menyebarkan konten negatif. Jika ingin berkomentar atau menyebarkan konten, selalu melakukan cek dan klarifikasi terhadap konten melalui situs-situs resmi atau saluran resmi lainnya, Dan yang selama ini sering diabaikan adalah melaporkan konten tersebut ke pengelola atau adiministrasi medsos.

“Melaporkan konten secara digital itu mudah. Contohnya jika sebuah akun dan konten negatif muncul dan saat membuka medsos di telepon genggam, akan ada titik tiga di atas status Facebook  Pengguna tinggal mengklik dan melaporkan isi konten tersebut. Apabila banyak yang melaporkan melalui mekanisme tersebut, maka konten atau bahkan akun yang bersangkutan bisa dibekukan, dihilangkan, atau dihapus sama sekali,” paparnya.

Dirinya juga mengatakan, di tengah situasi politik yang semakin memanas, masyarakat juga harus bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan kebencian yang ada di medsos.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas