Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Permintaan Maaf Boeing dan Tangisan Ibu Pertiwi
Semakin mendekati hari pencoblosan Pilpres, potensi jotosan makin membesar. Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis sedih.
Editor: Yudie Thirzano
Oleh: Xavier Quentin Pranata (Penulis Buku*)
TRIBUNNEWS.COM - Setelah ditunggu publik sekian lama, akhirnya Boeing meminta maaf atas jatuhnya korban tewas dalam dua kecelakaan Boeing 737 MAX besutannya yang dipakai Ethiopian Airlines dan Lion Air.
Kami di Boeing, minta maaf atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan-kecelakaan terbaru 737 MAX.
Tragedi-tragedi ini terus menjadi beban berat dalam hati dan pikiran kami, dan kami menyampaikan simpati kami kepada keluarga tercinta para penumpang dan awak pada penerbangan Lion Air 610 dan penerbangan Ethiopian Airlines 302.
Demikian dikatakan CEO Boeing, Dennis Muilenburg, dalam pernyataannya, Jumat (5/4/2019).
Pihak Boeing berjanji untuk lebih memperhatikan kepentingan penumpang di masa depan.
Sebelumnya, setelah negara lain seperti Eropa, Ethiopia dan Indonesia mengandangkan pesawat naas buatannya, Donald Trump akhirnya menyerah.
Alasan yang sangat logis karena Boeing memang produksi negara adikuasa itu.
Di dalam tugas bicara ke AS dan Kanada, saya dan keluarga sempat mampir ke Boeing dan mengikuti tour-nya.
Di bagian perakitan, dengan hanggar super raksasa, saya melihat bendera banyak negara di papan papan informasi.
Seperti perusahaan raksasa zaman now, tidak semua komponen pesawat Boeing dibuat oleh negeri adi kuasa ini sendiri.
Banyak negara lain ikut menyumbang seperti China dan Korea yang sekarang sedang ketat bersaing dengan Amerika di bidang teknologi komunikasi. Iseng-iseng saya mencoba mencari bendera Indonesia.
Ternyata tidak ada.
Pertarungan antara Prestasi dan Prestise