Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ungkap dan Beri Hukuman Tegas Dalang Kerusuhan Mei
Dengan sikap yang cepat dan tanggap, Polri juga menangkap mereka yang hendak melakukan ancaman pembunuhan terhadap para tokoh bangsa.
Editor: Malvyandie Haryadi
oleh: Irfaan Sanoesi, Koordinator Nasional Jaringan Islam Kebangsaan (JIK)
TRIBUNNER - Jaringan Islam Kebangsaan (JIK) mendukung upaya Polri menindak tegas para perusuh, mencari dalang kerusuhan dan penyandang dana serta membawa mereka ke muka hukum. Upaya para perusuh jelas-jelas telah merusak dan mengancam tatanan demokrasi yang kita bangun.
Kita berduka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan atau kehilangan harta benda dalam kerusuhan itu. Kepada para perusuh dan aktor intelektual, mari sudahi cara berpikir seperti itu agar tidak timbul korban selanjutnya.
Adanya bukti awal penyelundupan senjata dari daerah ke Jakarta menjadi ancaman yang serius. Polri dan TNI bersikap profesional sehingga peristiwa itu tidak semakin membesar.
Dengan sikap yang cepat dan tanggap, Polri juga menangkap mereka yang hendak melakukan ancaman pembunuhan terhadap para tokoh bangsa.
Tindakan ancaman pembunuhan bagi para tokoh bangsa menjadi catatan serius bagi demokrasi Indonesia.
Baca: Unggahan Angela Gilsha Soal Tangisan Bayi di Pesawat Viral, Marsha Timothy Buka Suara
Baca: Kivlan Zen Diduga Jadi Perencana Pembunuhan, Pengacara Bantah hingga Jelaskan Uang Rp 150 Juta
Bahwa ada catatan dan evaluasi itu adalah keharusan, sampaikan aspirasi melalui jalur hukum itu kewajiban. Tetapi melawan pemerintah dengan ancaman pembunuhan para tokoh bangsa adalah tindakan makar (bughot).
Pada posisi ini, JIK berdiri pada garis yang tegas, yakni melawan upaya upaya makar. JIK mendorong dijalinnya komunikasi diantara elite politik guna meredakan ketegangan mutlak diperlukan. Di momen lebaran seperti ini, sepatutnya ajakan komunikasi itu harus disambut dengan baik, sehingga ketegangan di elite bisa mencairkan suasana di akar rumput.
Terlebih tindakan para perusuh sudah kehilangan momentum dengan respons masyarakat sipil yang memberikan dukungan moril kepada Polri dan TNI.
Kita bisa melihat banyak warga sipil termasuk anak-anak yang tidak rela negeri ini carut-marut. Dengan berbesar hati mereka memberikan bingkisan dan bunga sebagai tanda simpati kepada aparat. Sepatutnya kita harus mencontoh tindakan terpuji mereka.
Kerusuhan terjadi di kawasan MH. Thamrin, Tanah Abang dan Slipi. Bayangkan jika pihak kepolisian tidak bertindak tegas, bisa saja semua wilayah di Jakarta bahkan di Indonesia terjadi chaos.
Akan sulit ditanggulangi lagi dan kerusuhan semakin meluas, martir disiapkan, bentrokan antar massa tak terhindarkan, dan bisa saja negara akan jatuh.
Sulit dibayangkan menjalani hari-hari bulan suci Ramadhan dengan bentrokan sesama anak bangsa. Nyala api dan kerusuhan terjadi di mana-mana dan roda aktivitas perekonomian mati.
Sungguh jahat jika ada kelompok yang menginginkan rusuh, luluh lantak berlumuran darah dan air mata. Terlalu mahal bangsa ini hanya dijadikan untuk memuaskan syahwat kekuasaan.
Masyarakat sangat berharap agar dalang di balik kerusuhan 21-22 Mei lalu bisa diungkap setuntas-tuntasnya dan ditangkap untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan yang berpotensi menjadikan Indonesia porak-poranda.
Kami apresiasi kinerja Polri yang bertugas dengan baik dalam mengamankan Indonesia dari para perusuh dan pemberontak NKRI. (*)