Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Babak Baru Diplomasi Indonesia di Pasifik
Program-program bantuan ini sdh berjalan dan akan semakin digalakkan dalam bentuk yang lebih besar dan berskala regional.
Editor: Rachmat Hidayat
Oleh Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Indonesia adalah bagian dari Pasifik. Lima provinsi kita di timur (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT) berada di kawasan ini.
Karena penduduknya mayoritas dari ras Melanesia dan Polinesia, Indonesia berhak masuk dalam pergaulan komunitas Melanesia dan Polinesia di dunia. Berbicara dari sisi jumlah, mayoritas Melanesia/Polinesia justru ada di Indonesia.
Baca: Interaksi Indonesia pada Path to Pasific, Promosikan Pasific Exposition 2019
Memanfaatkan fakta geografis dan demografis ini, Indonesia mengambil inisiatif untuk merangkul negara-negara di kawasan Pasifik dengan berbagai program ekonomi, peningkatan kapasitas SDM dan penanganan bencana dan perubahan iklim.
Program-program bantuan ini sudah berjalan dan akan semakin digalakkan dalam bentuk yang lebih besar dan berskala regional.
Baca: Jokowi dan Partainya Grace Natalie Unggul di Selandia Baru
Meningkatkan kerjasama ekonomi, investasi dan pariwisata sesama negara di kawasan ini, Indonesia menggagas Pacific Exposition yang merupakan pameran perdagangan, investasi dan pariwisata untuk negara-negara Pasifik.
Baca: Menlu Retno Genjot Kerjasama Bidang Ekonomi dengan 4 Negara Pasific
Inisiatif ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah Selandia Baru dan Australia yang selama ini menjadi "saudara tua" negara-negara di kawasan yang belakangan semakin banyak menyita perhatian banyak negara.
Indonesia memandang Pasifik sebagai kawasan penting dan strategis, pasar baru yang potensial untuk berbagai produk eskpor dan tetangga terdekat setelah ASEAN. Inilah yang sering disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi dalam berbagai kesempatan.
Pernyataan Menlu sejalan pula dengan harapan Presiden Jokowi agar Indonesia mulai banyak berkiprah di Pasifik dengan memanfaatkan status kita sebagai anggota G20 dan bagian dari Middle Income Countries.
Dalam kaitan kerjasama luar negeri, Indonesia harus datang dengan tangan diatas. "Kita sudah saatnya memberi, jangan lagi meminta" ucap Presiden Jokowi.
Baca: Interaksi Indonesia pada Path to Pasific, Promosikan Pasific Exposition 2019
Saya menyambut harapan Menlu dan Presiden dengan serangkaian kegiatan berbasis sosial dan budaya yang bukan saja bermuara pada peningkatan hubungan antar masyarakat Pasifik dengan kita tapi juga ekonomi.
Kita mengajak Australia dan Selandia Baru untuk datang lebih sebagai pasar dan pembeli dibanding sebaliknya dalam berbagai program ekonomi yg kita bangun. Negara-negara di Pasifik itu membutuhkan bantuan. Tidak lagi berupa ikan, tapi berupa kail.
Dengan Indonesia masuk dalam kelompok negara-negara Pasifik, lompatan besar terjadi. Kawasan ini akan mempunyai kekuatan 300 juta penduduk dengan US$ 2.8 Triliun GDP. Lompatan jauh dari yang tadinya 30 juta penduduk dengan US$ 1.2 Triliun GDP.
Baca: Taman Nasional Bali Barat Masuk 100 Destinasi Wisata Terbaik di Asia-Pasific
Retno dan Tantowi bahagia "Indonesia is (also) Pacific" mulai menggema di banyak negara di Pasifik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.