Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
'Wani Ngalah Luhur Wekasane'
Biasanya Macapat diartikan sebagai "maca papat-papat" (membaca empat-empat), maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata.
Editor: Hasanudin Aco
Prabowo mengaku mengikuti tata krama, sopan santun, sehingga ucapan selamat itu ia sampaikan secara langsung, bukan tak langsung melalui telepon, SMS (short message service), WA (WhatsApp), Twitter, Instagram, media sosial lain atau media massa. Ini menunjukkan kelas Prabowo sebagai orang yang berilmu.
Pertemuan Jokowi-Prabowo, kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, diinisiasi oleh keduanya. Ini membuktikan bahwa Jokowi dan Prabowo adalah pribadi-pribadi yang andhap asor (rendah hati) dan ora dumeh (tidak mentang-mentang).
Saat Prabowo menyatakan siap membantu Jokowi apabila diperlukan, juga menunjukkan bahwa Prabowo adalah pribadi yang andhap asor.
Begitu pun, saat Prabowo menyatakan sesekali akan tetap mengkritik pemerintah, karena demokrasi meniscayakan kritik untuk check and balances, Jokowi pun takzim sambil mengangguk-anggukkan kepala dalam merespons pernyataan Prabowo itu, sehingga Jokowi pun merupakan pribadi yang andhap asor.
Jokowi menghayati betul pesan “tumungkula yen dipun dukani” yang tertuang dalam tembang (lagu) “Mijil” di atas.
Jokowi-Prabowo juga berani mengalahkan ego masing-masing, sehingga keduanya akhirnya mau bertemu. Sebagai pemenang, Jokowi tidak jumawa. Sebagai pihak yang kalah, Prabowo juga legawa. Keberanian mereka dalam mengalahkan ego masing-masing pun meninggikan derajat dan martabat mereka. Keduanya layak disebut sebagai negarawan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan, tak mudah bagi Jokowi dan Prabowo untuk bertemu, karena ada pihak-pihak yang mencoba menghalanginya, dengan maksud agar bangsa ini terpecah belah.
Dengan mengabaikan pihak-pihak yang bermaksud jahat tersebut, berarti Jokowi-Prabowo menghindari keburukan (bapang den simpangi), serta menghindari perkataan yang tidak perlu (ana catur mungkur).
Ketika Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyatakan berpisah, tidak lagi sejalan dengan Prabowo, dan hanya tunduk kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, Prabowo pun tak peduli.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan atau pribadi anasir-anasir pendukungya, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tetap akan menjadi oposisi kendati Prabowo sudah bertemu dengan Jokowi.
PA 212 dan FPI adalah ormas yang selama ini mendukung Prabowo-Sandi. Adapun parpol pendukung Prabowo-Sandi selain PKS adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.
Namun Prabowo, sebagaimana disebut Pramono Anung, tanpa mengajukan syarat apa pun mau bertemu Jokowi, seperti memulangkan HRS dari Arab Saudi. “Kesetiaanku pada partai berakhir, ketika kesetiaanku pada negara dimulai,” kata Presiden AS John F Kennedy pada 1961. Prabowo pun demikian.
Untuk bisa berperan terhadap negara, memang tidak harus menjadi presiden atau pendukung pemerintah, menjadi oposisi pun bisa berbuat bagi negara. Justru keberadaan oposisi akan menghindarkan pemerintah dari potensi abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan). Sebab itu, kita apresiasi langkah Sandiaga Uno yang tetap akan menempuh jalur oposisi.
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely (kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang mutlak akan mutlak pula korupnya)," kata John Emerich Edward Dalberg Acton atau Lord Acton (1834-1902).