Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Suhendra, Figur Pemecah Masalah Bangsa dari Aceh hingga Papua

Konsep brilian untuk menyatukan Indonesia ini pertama kali dilontarkan oleh seorang tokoh nasional yang juga pengamat intelijen senior Suhendra.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Suhendra, Figur Pemecah Masalah Bangsa dari Aceh hingga Papua
Ist/Tribunnews.com
Suhendra bersama tokoh Papua dan Aceh. 

Oleh: Rudi S Kamri

TRIBUNNEWS.COM  - Tahukah Anda konsepsi Sabuk Nusantara? Sabuk Nusantara adalah gugusan pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, bak untaian zamrud khatulistiwa.

Gugusan pulau yang penuh dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia ini harus diikat dalam satu ideologi, yaitu Pancasila dengan aura emas Bhinneka Tunggal Ika.

Ikatan persatuan bangsa bak seekor naga raksasa yang membentang dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik inilah yang disebut dengan Sabuk Nusantara, di mana Aceh menjadi kepala dan Papua ekor sang naga raksasa.

Konsep brilian untuk menyatukan Indonesia ini pertama kali dilontarkan oleh seorang tokoh nasional yang juga pengamat intelijen senior Suhendra Hadiekuntono.

"Indonesia ini negara besar dengan posisi yang sangat strategis di percaturan geopolitik global. Untuk itu kita harus cermat mengelola bangsa dan negara dalam satu ikatan Sabuk Nusantara," ujar Suhendra di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Baca: Jelang HUT OPM, Polda Papua Petakan Wilayah yang Berpotensi Kerusuhan, Siagakan 3000 Personel Polri

Untuk merealisasikan konsepsi Sabuk Nusantara ini, Suhendra tidak tanggung-tanggung.

BERITA REKOMENDASI

Beliau melakukan langkah besar dengan memeluk erat rakyat Aceh dengan pendekatan personal kepada figur tertinggi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu Wali Nanggroe Aceh Tengku Malik Mahmud Al-Haytar.

Entah bagaimana kesan awal saya saat mendampingi beliau bertemu Wali Nanggroe Aceh, dua tokoh bangsa ini sudah mempunyai kedekatan personal dan emosional yang kuat dan erat.

Gestur Tengku Malik Mahmud saat bertemu dan berkomunikasi dengan Suhendra dapat disimpulkan bahwa kedua tokoh ini punya ikatan batin yang kuat mengikat.

Wali Nanggroe bisa dengan bebas dan terbuka menyampaikan informasi berkategori A1 menyangkut permasalahan yang dihadapi Aceh kepada Suhendra dengan kepercayaan yang tinggi, dan sebaliknya Suhendra dengan hormat menyimak paparan juga keluhan yang disampaikan oleh Wali Nanggroe Aceh.

Dapat saya simpulkan Suhendra-lah satu-satunya orang Indonesia di luar Aceh yang tahu persis permasalahan yang dihadapi rakyat Aceh.

Dalam setiap kesempatan bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh, Suhendra mampu memberikan masukan yang bersifat solutif sekaligus meredakan gejolak yang mulai menghangat di Aceh sebagai akibat pengabaian yang dilakukan pemerintah pusat.

Salah satu pemikiran cerdas Suhendra adalah mampu menarik sosok Wali Nanggroe Aceh dari tokok lokal menjadi tokoh bangsa (nasional) yang sangat peduli dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas