Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pola Baru Komunikasi Rakyat dan Negara
Secara normatif penguasa negara bersama aparatnya adalah pihak yang paling bertanggung jawab di dalam menghadapi masalah yang terjadi di masyarakat
Editor: Toni Bramantoro
Pengalaman Indonesia saat ini menunjukkan, di dalam menghadapi kecenderungan resesi yang akan terjadi, pemerintah masih sering mengalihkan perhatian masyarakat dengan isu-isu tertentu dan tidak menghadapinya dengan cara-cara baru di dalam situasi hubungan rakyat dan negara yang seimbang.
Para Menteri yang selalu mengatakan bahwa ekonomi aman seolah-olah tidak terjadi sesuatu adalah cara-cara klasik yang harus segera ditinggalkan.
Pemerintah harus tampil dan menjalankan apa yang akan terjadi pada ekonomi kita, dan mengajak semua potensi yang ada di masyarakat untuk memulai dialog dan menghadapi bersama resesi yang akan segera kita hadapi itu.
Dari situ akan muncul gagasan-gagasan segar yang terukur karena muncul dari pengalaman nyata keseharian, kehidupan nyata masyarakat dan bukan muncul dari reduksi atas situasi yang terjadi oleh para penyelenggara negara semata.
Kemudian langkah kongkrit secara cepat harus segera dilaksanakan dalam program-program yang sifatnya partisipatif serta menghindari retorika para pemimpin dan "pengail di air keruh".
Justru momentum ini bisa dipakai untuk memberdayakan masyarakat secara transparan dan ikhlas. Sehingga muncul kepedulian dan partisipasi yang tinggi dari semua elemen masyarakat.
Cara ini diharapkan bisa menghindari turbulensi politik yang sangat mungkin terjadi pada saat resesi mulai mendera dengan deras di bumi pertiwi ini.
Pemerintah harus benar- benar terbuka dan berbesar hati untuk berdiri setara dengan kekuatan- kekuatan rakyat di dalam mengatasi berbagai macam masalah.
Dengan hanya mengandalkan terobosan dengan tim kabinet yang berwajah " CEO" pasti tidak akan menyelesaikan masalah. Karena situasi keseharian rakyat makin lama makin sulit dan pada saatnyalah sekarang rakyat diajak kerjasama secara setara. Saya yakin rakyat pasti mampu untuk keluar dari masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya segera tinggalkan gaya-gaya relasi dan komunikasi politik gaya klasik, dan segera masuk ke gaya baru yaitu "Revolusi Mental" yang autentik dan bukan yang retorik.
* Patricia Leila Roose .S.H, M.H
Praktisi hukum pengamat hukum tata negara dalam Foccus Group Discussion, sabtu 23 November 2019 diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Magister Hukum Universitas Bung Karno.