Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pengurus GAMKI Jadi Staf Khusus Presiden, Milenial Tanah Papua untuk Konsep Indonesia Sentris
Kekuatan sebuah negara, dalam menghadapi tantangan global di era saat ini, terletak pada seberapa produktifnya generasi muda milenial di negara itu.
Editor: Hasanudin Aco
Hal yang juga perlu diketahui oleh publik nasional, bahwa anak muda “Billy Mambrasar”, juga merupakan kader muda di organisasi kepemudaan dan keagamaan GAMKI.
Dan sebagai ketua DPP GAMKI pusat, saya turut berbahagia atas terpilihnya saudara anak muda “Billy Mambrasar” menjadi salah satu anak muda Indonesia, yang diberikan kepercayaan oleh Presiden Jokowi, menjadi salah satu staf khusus yang akan selalu memberikan masukan dan nasihat kepada Presiden, terkait visi pembangunan sumber daya manusia di seluruh Indonesia.
Sebagai pengingat bagi kita semua, tidak lupa sebagai orang tua, yang juga tokoh parlemen dari Tanah Papua, kami menitipkan pesan penting kepada anak muda “Billy Mambrasar”, untuk menjadi tokoh muda “yang membawa terang” bagi keberlangsungan agenda negara, termasuk membawa solusi bagi ketimpangan pembangunan di Tanah Papua dan berbagai implikasi masalah kemanusiaan yang belum tuntas hingga hari ini (Matius 5:14).
Tanah Papua masih menjadi negeri yang diselimuti duka dan konflik berkepanjangan, disebabkan, oleh banyak faktor, diantaranya, sebagian tokoh-tokohnya yang telah menduduki jabatan strategis dalam negara, tidak memiliki cukup keberanian untuk menawarkan solusi dan juga konsepsi yang berasal dari “pikiran, aspirasi, dan cara pandang” rakyat di Tanah Papua sendiri.
Jabatan hanyalah titipan Tuhan untuk melayani umat dan masyarakat, oleh karena itu, dengan status sebagai generasi milenial Tanah Papua, diharapkan dapat membangun “jembatan pikiran” yang mampu menghubungkan konsepsi pikiran Tanah Papua dengan konsepsi para pengambil kebijakan di pusat kekuasaan nasional, yang diharapkan, dapat memberikan solusi yang tidak pernah mampu dicapai oleh generasi-generasi sebelumnya.
Indonesia sentris dalam pandangan kami sebagai OAP adalah politik pembangunan negara, yang tidak hanya menyangkut “distribusi barang, jasa, manusia, benda – benda, tembok-tembok, aspal-aspal, ekspor mineral emas dan tembaga, ekspor CPO sawit, ekspor hasil logging hutan, ekspor minyak dan gas”, tetapi juga menyangkut “perlindungan hak hidup, tidak boleh dibunuh, penghormatan terhadap hak masyarakat adat, perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, perlindungan hak politik OAP.
Kesempatan yang sama bagi OAP untuk mengakses lapangan pekerjaan di sektor formal dan informal, hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan, hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, hak untuk tidak mengalami perlakuan diskriminatif, dan lain lain”.
Konsepsi Indonesia sentris juga harus dilaksanakan dengan prinsip, pemberdayaan/empowerment kekuatan sumber daya manusia diseluruh simpul-simpul wilayah administrasi Pemerintahan di Indonesia, termasuk di Tanah Papua.
Tanah Papua tidak membutuhkan “kiriman dana yang besar”, namun Sumber Daya Manusianya, justru hanya dijadikan penonton di negeri dan tanahnya sendiri.
Yang seharusnya, di Tanah Papua, terdapat 100 atau 1.000 atau 10.000 atau 1.000.000 anak muda seperti “Billy Mambrasar” yang mendapatkan kesempatan yang sama, untuk diberikan peran dalam menggerakkan pembangunan di Tanah Papua, bukan, yang terjadi sekedar memperbesar instrumen anggaran dan memperbanyak instrumen program, namun justru “DEFISIT” pelibatan generasi muda milenial dari Tanah Papua.
Jika demikian yang terjadi, maka konsepsi Indonesia sentris belumlah terwujud di Tanah Papua, atau menjadi sekedar Program yang memperindah narasi dan memberikan angin surga kepada Tanah Papua.
Ora Et Labora..
wa wa