Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mendengar Rocky 'Menggerung'
Akademisi yang mengaku sebagai filsuf itu mengkritik Jokowi tidak paham Pancasila
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
TRIBUNNEWS.COM- Sesuai namanya, Rocky (rock: batu) Gerung (meraung), kembali menggerung.
Akademisi yang mengklaim sebagai pakar filsafat itu dengan nada keras seperti batu meraung bahwa Presiden Joko Widodo tidak memahami Pancasila.
Ya, dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi, Selasa (3/12/2019) malam, Rocky menyatakan Pancasila gagal sebagai ideologi.
Rocky menilai tidak ada orang yang Pancasilais di republik ini, termasuk Presiden Jokowi.
Jokowi, katanya, hanya hafal Pancasila, tapi tidak memahaminya.
Baca: Deklarasi Gerakan #PancasilaPower Dilakukan di Kota Malang
Sontak, tagar #RockyGerungMenghina Presiden pun langsung viral di Twitter. Politikus PDIP Junimart Girsang kemudian mengancam melaporkan Rocky ke polisi.
Lalu, apa kata Rocky? Ia mempersilakan bahkan mendukung anggota Komisi III DPR itu melaporkan dirinya ke polisi.
Pelaporan itu ia harap akan membuka wacana atau diskursus baru agar Pancasila dibahas secara lebih berkualitas.
Memang, bukan Gerung namanya kalau tidak pandai menggerung.
Rocky adalah seorang petarung. Ia siap menghadapi siapa pun untuk beradu gagasan, bahkan mungkin sekadar beradu mulut di atas panggung.
Bagaimana bisa seseorang yang hendak dilaporkan ke polisi justru mendukung pelaporan itu?
Hal ini hanya bisa terjadi pada orang yang memang berjiwa petarung, untuk tidak menyebutnya "kop pig" menurut istilah Bung Karno.
Atau mungkin saja ia sudah tahu tidak ada delik pidana atas pernyataannya itu, seperti penghinaan, pencemaran nama baik, atau perbuatan tidak menyenangkan.