Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jacky Manuputty Butuh Waktu Cepat untuk Beradaptasi di PGI
Jacklevyn Frits Manuputty cukup dikenal di lingkungan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia) dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM).
Editor: Toni Bramantoro
Nama Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty atau yang lebih familiar dengan Jacky Manuputty cukup dikenal di lingkungan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia) dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM).
Terlebih Ketika ia resmi terpilih sebagai Sekertaris Umum (Sekum) PGI mendampingi Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom untuk menjalani tugas selama lima tahun ke depan.
Nama Jacky terus menjadi buah bibir. Tak heran karena pria yang juga manjadi aktivis sosial kemasyarakatan lintas agama dan perdamaian ini memang hadir di PGI dengan segudang prestasi.
Tengok saja, sejak 2017 ia diangkat sebagai Asisten Utusan Khusus Presiden (UKP) Untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Antarperadaban dan secara khusus membidangi hubungan antaragama, hingga akhirnya pada November 2019 terpilih sebagai Sekum PGI secara aklamasi dalam Sidang Raya PGI ke XVII.
Bagi Sinode GPM, masuknya Jacky sebagai Sekum tentu sebuah kebanggaan setelah dalam rentang waktu sekitar 20-an tahun tak ada lagi wakil dari Sinode GPM yang menjabat di posisi Sekum.
Sebaliknya, Jacky lebih santai. Ia tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Hobi bersepeda tetap ia lakoni untuk menjaga kesehatan.
Baginya, tugas mulia itu diterima sebagai sebuah tanggungjawab di hadapan Tuhan, sesama dan dirinya sendiri.
“Saya awalnya kaget, tapi yah ini tanggungjawab besar dan saya pun ikut bangga kalau bisa dipilih dengan harapan bisa menjalankan tugas sesuai porsinya,” katanya dalam perbincangan dengan media, beberapa hari lalu.
Ia juga mengaku perlu adaptasi dengan tugas mulia ini.
“Tentu saja ketika masuk saya perlu adaptasi dengan sistem di PGI serta pimpinan dan staff yang ada. Saya butuh waktu cepat untuk adaptasi ke model pengelolaan managemen staff, program, keuangan, jaringan dan lainnya sebelum berselancar untuk mengelola kerja bersama guna mencapai tujuan dari arah pengembangan PGI yang dirumuskan untuk lima tahun ke depan,” kata suami dari Louise Maspaitella ini.
Lantas, apa fokus utamanya saat bertugas nanti, pria kelahiran Haruku, 20 Juli 1965 ini mengaku kalau ia akan lebih fokus pada pengembangan sistem data terpadu dan pengelolaan sistem informasi.
“Itu merupakan salah satu tantangan besar untuk dikelola pengembangannya di PGI,” lanjut Jacky yang menyelesaikan studi Sekolah Tinggi Teologia Jakarta dan menyelesaikan S2 nya di Hartford Seminary, Hartford Connecticut USA dalam konsentrasi studi program Hubungan Islam dan Kristen (Muslim-Christian Relationship).
Jacky yang kerap disebut ‘provokator damai’ dan kini berdomisili di Jakarta sejak menjabat UKP pada 2017 itu tengah menunggu saat pelantikan dirinya yang rencananya akan dilakukan di HKBP Pulo Asem, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Kamis (12/12/2019).
Selamat berkarya Pendeta Jacky Manuputty. Sukses membawa PGI ke arah yang lebih baik, Tuhan memberkati. Umat Kristiani menanti gebrakanmu bersama PGI.