Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Teguran Allah Itu, Bernama Corona
Corona tak pilih kasih, dia datang (tentu atas izin Allah, lalu membawa satu demi satu nyawa, karena memang telah datang batas waktunya).
Editor: Toni Bramantoro
OLEH: M. Nigara
TIDAK penting lagi membahas Corona itu senjata biologis atau virus murni. Tidak perlu lagi mengguncing, Corona adalah 'perang terbuka' China - Amerika.
Yang pasti, korban setiap saat terus berjatuhan. Ketakutan semakin tinggi. Takut tertular dan takut tak makan bagi para pekerja harian, semakin membahana.
Corona tak pilih kasih, dia datang (tentu atas izin Allah, lalu membawa satu demi satu nyawa, karena memang telah datang batas waktunya). Dan..., bukan tidak mungkin, satu, korban berikutnya adalah kita.
Sudah lebih dari 160 negara terjangkit bencana ini. Corona enggan membedakan negara adidaya atau negara-negara pinggiran, semua diserbunya. Beribu jumlahnya, tak kenal pangkat dan jabatan, telah diantar ke alam barzakh. Miliaran dolar atau beribu triliun rupiah, uang yang selama ini dijadikan sebagai alat utama kesombongan, alat kekuasaan, alat keduniaan, alat penindasan, kini amblas.
Corona yang super kecil, super senyap, super mematikan itu, tetap saja belum memperlihatkan tanda-tanda akan hengkang. Bahkan corona telah membuktikan diri lebih digdaya ketimbang: Donald Trump, Vladimir Putin, Xi Jinping. Dan tentu saja corona telah mempertontonkan kesuperannya di hadapan kita yang bukan siapa-siapa.
Lalu, masihkah kita merasa yang paling hebat di jagad ini? Masihkah kita merasa bahwa segalanya bisa kita atur semaunya?
Tidakkah kita mau menyadari bahwa ini adalah cara Allah memperlihatkan kuasanya? Masihkah kita ingin berpaling?
Semua tentu berpulang pada diri kita sendiri. Semua bergantung pada ikhlas atau tidaknya kita menghadapi semua ini.
Di bawah ini saya kutip dua ayat 5-6, dari quran-surah Al-insyirah:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya bersamaan dengan kesusahan dan kesempitan itu terdapat kemudahan dan kelapangan. (Tafsir al-Mukhtashar).
Maknanya Allah menjanjikan pada setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Tentu dengan syarat, kita mau bersungguh- sungguh untuk berusaha. Jika kita tidak serius, maka kemudahan tak akan pernah datang. Sebagaimana janji Allah dalam qs, Ar-ra'd ayat 11:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”
Cara Allah
Jadi, corona pasti bukan kiamat (boleh jadi tanda-tanda kiamat). Saya dan kita semua yakin sepenuhnya bahwa Allah masih sayang pada kita. Sayang pada umat manusia, warga bumi ini. Hanya saja, Allah ingin menegur kita, ingin mengoreksi kita.
Allah ingin memberi tahu bahwa Dialah sang penguasa sesungguhnya. Allahlah yang maha menentukan segalanya. Maklum, selama ini banyak manusia yang sudah jauh melampaui kewajaran.