Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Solidaritas Nasional Melawan Covid-19
Sejak dua minggu setelah pasien pertama di indentifikasi sebagai suspect Covid-19, gelombang solidaritas membesar.
Editor: Adi Suhendi
Tentu gelombang kebaikan tidak boleh berhenti tatkala kita masih dirundung kesedihan karena data yang menjadi korban Covid-19 terus meluas dan membesar.
Maka kita tidak boleh berhenti berbuat untuk negeri.
Partai NasDem hari ini memutuskan untuk memotong 50 persen gaji para legislatornya.
Tujuannya agar kebaikan tidak boleh berhenti, agar kebaikan terus menjadi inspirasi.
Solidaritas nasional harus dihidupi agar kita bersatu melawan Covid-19.
Baca: Wamendes Budi Arie: Jangan Sampai Wabah Virus Corona Ikut Pulang Kampung
Maka ketika saya melihat gelombang besar para pemuda yang menggalang bantuan dan kekuatan, NasDem juga berada dalam satu resonansi dan satu energi bahwa solidaritas harus digalang agar kita bisa bahu-membahu melawan Covid-19.
Saya yakin bahwa apa yang sekarang dikerjakan Partai NasDem dengan serentetan aksi mulai dari pembagian masker, hand sanitizer, penyemprotan disinfektan, hibah The Media Hotel and Towers sampai pemotongan gaji 50 persen dari para legislatornya akan menginspirasi para kader NasDem dan partai lainnya.
Saya yakin resonansi kebaikan yang sekarang terus membesar khususnya di kalangan DPR yang dipotong gajinya sebesar 50 persen akan terus meluas hingga level DPRD bahkan para pejabat eksekutif baik di pusat maupun di daerah.
Begitu juga dengan resonansi yang terus meluas akan menginspirasi tidak hanya di internal Partai NasDem tetapi juga di seluruh elit partai dan masyarakat.
Baca: IDI Minta Dokter yang Tak Ada APD Tidak Layani Pasien Corona
Maka ketika semua bergerak maka gelombang akan terus membesar yang akan “menggulung” Covid-19.
Hari ini sudah saatnya perbedaan di sepanjang tahun 2014 sampai 2019 terutama di media sosial dengan terpolarisasinya dua kutub tajam yang sulit untuk disatukan, harus mulai kembali duduk bersama bahwa negara membutuhkan kerjasama dan solidaritas kita semua.
Tentu ini modal yang baik agar kita mampu menjadi negara besar di tahun-tahun mendatang.
Menyongsong satu abad kemerdekaan kita dihadapkan pada rententan peristiwa yang terus menguji kita sebagai bangsa juga sebagai negara.
Dan kita mampu melewatinya dengan gotong-royong dan solidaritas satu sama lainnya.