Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Singkap Misteri Kotak Kartini dan Surat-surat yang Hilang
Armijn Pane memilah kembali kumpulan sutat itu dan menyuntingnya untuk buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang terbit pada 1922.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Buku "Door Duisternis Tot Licht" terbit pada 1911.
Buku itu berisi kumpulan surat-surat Kartini yang disusun oleh Jacques Henri Abendanon.
Tampaknya, Abendanon sengaja menghilangkan aspek hubungan pribadi antara Kartini dan keluarganya.
Armijn Pane memilah kembali kumpulan sutat itu dan menyuntingnya untuk buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang terbit pada 1922.
Belakangan, Joost Cote, sejarawan Monash University di Melbourne, meneliti kehidupan Kartini selama dua dasawarsa.
Hasil penelusurannya bertajuk "Kartini The Complete Writings 1898-1904" terbit pada 2014. Dia menyertakan surat-surat Kartini yang hilang.
Rumah Kartini dan National Geographic Indonesia menyingkap teka-teki "Kotak Jahit" di Museum RA Kartini Rembang pada 2018.
Kartini telanjur hanya dikenal sebagai sosok pejuang hak-hak perempuan.
Kotak dan surat-surat yang hilang itu mengungkapkan semangat dan wajah baru sang Raden Ayu yang nyaris terlewat.
Jati diri Kartini manakah yang belum banyak kita kenal?
Apabila kita mengaitkannya dengan semangat Kartini dalam pelestarian budaya, bagaimana kabar pembatik di Rembang-Lasem pada masa pagebluk ini?
Simak kisah penelusuran itu dalam Bincang Redaksi 4 pada Selasa, 21 April 2020, pukul 19.30 - 20.30 WIB.
Daftarkan diri melalui bit.ly/bincangredaksi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.