Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Teknologi Komputer Tiga Dimensi Bisa Munculkan Sosok Manusia Purba Secara Akurat
Paleontolog GHR von Koenigswald yang bekerja di Jawatan Geologi Hindia Belanda Bandung terkesima di toko obat Hong Kong melihat fosil jadi obat.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Sekali lagi, fosil-fosil itu menjadi sumber penelitian, dan dapat menjadi bukti evolusi. Fosil-fosil itu dapat mengandung sisa bahan organik (asam amino, peptida) untuk jangka waktu panjang.
Baca: Menjadi Detektif Feses Hewan Prasejarah dari Situs Sangiran
Keterbatasan kuantitas dan kualitas sisa-sisa itu menyemangati beberapa ilmuwan untuk mengembangkan piranti dan metode penelitian paleontologi, termasuk paleoantropologi. Piranti dan metode penelitian itu meliputi dating, CT Scan (3D) dan aDNA.
Dating geokronologi sudah mampu menghasilkan pertanggalan absolut yang makin akurat dengan rentang umur makin pendek.
Beragam metode dan peralatan lapangan dan laboratorium terus dikembangkan. Dengan kepastian umur geokronologisnya maka kepastian biokronologinya juga makin mantap.
Upaya ini membantu rekonstruksi dan filogeninya, termasuk ekplanasi evolusionernya. Untuk kemantapan hasil itu, seringkali para ilmuwan mengerjakannya lintas laboratorium, bahkan dengan beragam metode.
Penelitian-penelitian paleoantropologis dan evolusi manusia berdasarkan temuan fosil-fosil hominid dan sisa-sisa manusia kuno sampai modern beserta situs-situs dan asosiasi-asosiasinya telah melangkah sangat maju.
Pengukuran Umur Fosil Makin Akurat
Berbagai teknik penentuan umur absolut untuk mengetahui kepurbaannya telah diupayakan terus-menerus oleh para ahli dengan berbagai metode.
Kronometrinya telah mempergunakan Ar/Ar, K/Ar, gamma-ray spectrometric dating dan carbon-oxygen isotope.
Aplikasi teknologi steleolithographic dan 3D juga secara virtual telah berhasil untuk memahami karakteristik-karakteristik morfologisnya secara detail dengan irisan-irisan yang sangat tipis/
Termasuk endokranialnya; serta secara virtual telah mampu untuk memisahkan di antara fosil-fosil tersebut dengan metriks-metriksnya yang masih melekat sangat erat dalam lingkungan komputer.
Aplikasi itu mampu mereproduksi cetakan-cetakannya seakurat fosil-fosil aslinya, baik tanpa maupun beserta metriks-metriksnya.
Contoh projek yang sangat spektakuler adalah rekonstruksi Ardipithecus ramidus, di mana Gen Suwa, seorang kolega dari Tokyo University, mampu menunjukkan tengkorak spesies ini secara utuh dengan aplikasi 3D virtual reconstruction.
Dasarnya, temuan yang kepingan-kepingannya berukuran relatif kecil, tidak beraturan ukuran dan bentuknya, dan beberapa telah rapuh bahkan masih beserta metriksnya.

