Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Presiden Perempuan 2024

"Queen maker" itu sedang mengasah tangan dinginnya, supaya bertuah kembali pada Pemilihan Presiden 2024.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Presiden Perempuan 2024
Ist/Tribunnews.com
Drs H Sumaryoto Padmodiningrat MM 

Pada Pemilu 2019, PDIP adalah pemenang, sedangkan Gerindra adalah "runner up".

Pada 2024 nanti di mana pemilu legislatif dan pilpres akan kembali digelar secara bersamaan sebagaimana tahun 2019, berdasarkan hasil survei berbagai lembaga, posisi kedua parpol itu diyakini tak akan tergeser.

Jadi jika kedua parpol itu berkoalisi, maka posisinya paling kuat.

Dus, Prabowo-Puan atau Prabowo-Risma, atau Sandi-Puan atau Sandi-Risma bisa berduet sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Sementara itu, di blok oposisi, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sementara ini terbukti paling berkibar.

Elektabilitasnya pun relatif tinggi berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, maskipun masih di bawah Prabowo Subianto.

Sejauh ini belum ada nama lain yang menyaingi Anies di blok oposisi. Entah nanti setelah Pilkada DKI Jakarta tidak jadi digelar tahun 2022, tetapi tahun 2024, sehingga pada 2022 Anies harus mengakhiri jabatannya untuk digantikan pejabat gubernur, apakah nama Anies akan tetap berkibar atau tidak, elektabilitasnya tetap tinggi atau tidak, karena sudah tak punya panggung politik lagi.

Berita Rekomendasi

Anies dan Sandi pernah bersanding sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sampai kemudian Sandi mundur karena menjadi cawapres Prabowo pada Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2024 nanti, apakah Anies dan Sandi justru akan bertanding, berhadap-hadapan satu sama lain sebagai capres atau cawapres?

Mungkin saja. Sebab, di dalam politik tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan. Buktinya Prabowo dan Sandi bergabung di kabinet Jokowi.

Ataukah justru Sandi masuk kabinet hanya untuk mencari panggung politik untuk kemudian kembali bergabung dengan Anies sebagai cawapres? Bisa saja. Sebab politik adalah seni menjajaki kemungkinan-kemungkinan.

Begitu pun Prabowo, apakah mantan Komandan Jenderal Kopassus ini masuk kabinet sekadar mencari panggung untuk mempertahankan elektabilitas dan kemudian bergabung dengan Anies sebagai capres, sedangkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sebagai cawapres?

Bisa jadi pula. Sekali lagi, politik adalah seni menjajaki kemungkinan-kemungkinan.

Tetapi bagaimana pun konstelasi pilitik menjelang Pilpres 2024 nanti, keberadaan capres/cawapres perempuan tampaknya perlu dipertimbangkan.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas