Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Melawan Stunting dengan Biskuit Kelor
Daun kelor memang sedang booming. Pohon kelor dikenal mudah ditanam. Kandungan gizinya sangat tinggi ternyata bisa jadi solusi untuk stunting.
Editor: Anita K Wardhani
Untuk itu diperlukan suplemen yang mengandung empat bahan aktif, yaitu glutamin, zinc, prebiotik, dan serat pangan.
Kelor atau Moringa oleifera mengandung protein yang tinggi, kalsium, kalium, vitamin C, dan vitamin A. Daun kelor sudah terbukti meningkatkan berat badan dan tinggi badan.
Daun kelor inilah yang dijadikan tepung lalu menjadi campuran bahan dasar biskuit yang diperkaya (fortifikasi) dengan empat bahan aktif tersebut.
Mengapa dipilih kelor? Selain kandungan gizinya yang tinggi dan sudah teruji, kata Eva, “Juga karena murah dan mudah didapat”.
Namun yang jadi soal adalah, belum ada riset dan pengujian ihwal pencampuran kelor dengan empat bahan aktif tersebut.
Selain itu, biskuit juga memudahkan pencampuran semua kandungan gizi tersebut.
“Anak-anak juga menyukai biskuit dibandingkan dengan bubur, misalnya,” kata dokter yang memiliki klinik Raifa di Ciputat, Tangerang Selatan, tersebut.
Atas pertimbangan itu semua, perempuan yang menjadi dokter di usia 22 tahun tersebut melakukan riset untuk disertasi doktoralnya.
Dengan melibatkan 57 anak sebagai subjek yang diuji coba untuk mengkonsumsi biskuit kelor yang telah diperkaya dengan bahan aktif itu kemudian terbukti bisa memperbaiki mukosa usus. Selain itu juga terbukti meningkatkan absorbsi nutrisi. Hal yang tak kalah penting, biskuit tersebut meningkatkan pertumbuhan anak.
Namun penelitian ini belum bisa membuktikan bahwa biskuit kelor tersebut bisa menghentikan diare dan menyembuhkan ISPA. Secara teoretis mestinya bisa mencegah diare dan ISPA.
“Butuh penelitian yang lebih lama lagi serta subjek yang dilibatkan bisa 100 orang,” kata Eva.
Namun penelitian ini sudah bisa menolong anak-anak kurang gizi maupun yang bergizi buruk serta bisa mengurangi stunting pada anak.
Agus Firmansyah, dalam penilaiannya menyatakan, “Biskuit ini sangat bermanfaat untuk menolong anak-anak di pengungsian akibat bencana
.” Di saat bencana biasanya anak-anak kurang asupan yang memadai dan biskuit merupakan solusi tepat dalam situasi itu karena biskuit disukai anak-anak. Eva adalah dokter berdarah Aceh yang serius mendalami gastrohepatologi, khususnya anak. Ia dikenal sebagai dokter yang berdedikasi.