Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
KLB Demokrat dan Kemungkinan yang Terjadi ke Depan
Dua sosok ini berbeda jauh status dan posisi strukturnya ketika mereka berkarir di instansi yang sama sebelumnya.
Editor: Dewi Agustina
![KLB Demokrat dan Kemungkinan yang Terjadi ke Depan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/moeldoko-pd.jpg)
HARI INI, suka tidak suka bahwa realitas politik menunjukkan, Demokrat punya dua "Nakhoda". Tampaknya dua Nakhoda ini punya arah politik yang berbeda. Satu ingin berlabuh ke "utara" dan satu lagi ke "selatan."
Karena itu, menurut prediksi saya, ada empat kemungkinan yang bisa terjadi ke depan.
Pertama, Moeldoko dan AHY "bersepakat" melakukan proses pertukaran kepentingan politik, dengan memunculkan Ketum yang baru di luar Moeldoko dan AHY dan berbagi posisi struktural.
Tampaknya ini sulit terwujud karena masing-masing lebih cenderung mempertahankan posisi dan harga diri di hadapan para pendukung masing-masing di Demokrat.
Selain itu, dua sosok ini berbeda jauh status dan posisi strukturnya ketika mereka berkarir di instansi yang sama sebelumnya.
Baca juga: KLB Demokrat Berakhir Ricuh, Massa Saling Adu Pukul hingga Korban Berjatuhan
Baca juga: Moeldoko Klaim KLB Demokrat Konstitusional
Kedua, tetap berisikukuh pada posisi masing-masing sebagai Ketua Umum yang sah.
Pada kemungkinan kedua ini dipastikan akan menguras tenaga, pikiran dan biaya politik yang luar biasa.
Dengan situasi ini, citra dan reputasi Demokrat berpotensi semakin tergerus di mata publik.
Ketiga, SBY turun gunung sebagai mediator untuk melakukan pertukaran kepentingan politik antar Moeldoko dan AHY.
Bisa saja hasilnya, melahirkan kepemimpinan transisi yang disepakati kedua pihak yang ditugaskan menyelenggarakan Kongres Sangat Luar Biasa (KSLB) dalam kurun waktu sesingkat-singkatnya.
Keempat, melaui proses pengadilan. Pola ini tidak akan menyelesaikan persoalan mendasar karena hanya memutuskan ke-legal-an dari dua kepengurusan.
Sayangnya, walaupun salah satu dari keempat kemungkinan di atas yang ditempuh, saya berhipotesa posisi Demokrat berpotensi menurun dalam kontestasi politik ke depan.
Penulis:
Emrus Sihombing
Komunikolog Indonesia
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.