Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sedekah dan Pemberdayaan Ekonomi Rukmini (Bagian 2 - Habis)
Pemberdayaan yang berkelanjutan sehingga mendorong mereka dapat naik tingkat menjadi mandiri serta berkembang.
Editor: Dewi Agustina
SEKEMBALINYA mbok Ruk selesai melayani pembeli lain, ia pun berkata kembali disertai dengan celotehan khasnya.
Ibu: ....mas dan mba nya beli dong jangan dipilih saja, he ...he.. senyuman tulus yang menampakkan gigi berwarna merah akibat mengunyah sirih.....
Terasa sekali keakraban di antara kami walaupun pertemuan kami belum terlalu lama.
Tanpa sungkan ia melanjutkan obrolan kami kembali.
"Usaha mbok 1 tahun yang lalu tidak seperti ini, mbok hampir bangkrut, sayuran mbok banyak yang terbuang karena kondisi sayuran yang sudah rusak akibat tidak laku terjual."
Dalam kegelisahan yang sedang mbok alami di lapaknya, tiba-tiba mbok dihampiri oleh seorang anak muda yang mengenakan rompi bertuliskan nama lembaga dari salah satu lembaga amil zakat nasional yakni BAZNAS.
Sambil menggosok-gosokkan sirih ke mulutnya, ia bercerita kembali.
Ibu: Mas dan mba- e, kedatangan anak muda yang mengenakkan rompi bertuliskan BAZNAS sepertinya jalan pertolongan Allah yang ditunjukkan kepada mbok untuk tidak hanya sekadar membantu usaha mbok melainkan pertolongan dalam memperbaiki keimanan dan aqidah mbok kepada Allah SWT.
Pada saat itu mbok diberikan bantuan modal usaha agar mbok dapat berjualan kembali. Bantuan yang mbok terima berupa pinjaman tanpa embel-embel.
Sambil mengernyitkan kening mengingat-mengingat istilah yang tepat untuk istilah pinjaman dimaksud, serta merta ia berkata kembali, Oh ...iya, aku sudah ingat mas namanya qordhul hasan artinya pinjaman kebajikan, pinjaman yang hanya dikembalikan pokok pinjaman saja.
Baca juga: Sedekah dan Pemberdayaan Ekonomi Rukmini
Waktu pengembalian pinjaman disesuaikan dengan perkembangan usaha bilamana usaha sudah meningkat dan memperoleh keuntungan barulah mbok mengangsur.
Tidak hanya itu mbok secara berkala 3 kali dalam seminggu senantiasa diwajibkan menghadiri pengajian kelompok pasar guna mendapatkan bimbingan rohani agar peningkatan keimanan dan ibadah mbok sebagai seorang muslim dapat istiqomah.
Di dalam pengajian, mbok juga mendapatkan bimbingan pengetahuan tentang bagaimana berjualan sesuai dengan prinsip syariah.
Semua itu mbok jalani dengan sukacita dari waktu ke waktu. Selang waktu tidak terlalu lama usaha mbok berangsur-angsur kembali normal usaha mbok mulai pulih kembali.
Sebagai isyarat menyudahi obrolan kami, si mbok berkata kembali: