Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Filateli, Solusi di Era Distraksi dan Pandemi
Sebelum menyusun koleksi untuk pameran, seorang filatelis harus terlebih dahulu mengelompokkan benda-benda filateli yang dimilikinya ke dalam kategori
Editor: Dewi Agustina
Untuk membeli seperangkat gawai dan alat-alat pendukungnya, orang tentu tidak segan menghabiskan jutaan rupiah sementara rata- rata gawai tersebut harganya akan jatuh sampai 70 persen dalam hitungan bulan.
Anggarannya akan semakin membengkak jika pulsa atau biaya langganan Wi-Fi dan biaya perawatan ikut dihitung.
Berbeda dengan semua pengeluaran tak berbekas tersebut, koleksi benda filateli merupakan aset jangka panjang yang tak habis dimakan zaman, minim biaya perawatan dan nilainya terus bertambah.
Di balik kebutuhan terhadap pendanaan besar, sebetulnya filateli merupakan hobi sarat nilai edukasi.
Pada dasarnya benda-benda pos bisa digolongkan ke seni fungsional (functional art) maupun seni murni (fine art).
Bagi filatelis, prangko dan benda lainnya merupakan sebuah karya seni bernilai historis yang layak dinikmati layaknya kaum kelas atas menikmati keindahan lukisan atau pahatan.
Pada masa di mana cita rasa seni telah banyak hilang dari generasi muda, filateli jelas dapat berperan sebagai pemicu tumbuhnya kembali rasa tersebut.
Selain cita rasa seni, berkecimpung serius dengan pembimbingan maksimal di hobi ini juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan melatih fokus.
Kebanyakan filatelis berfokus pada suatu area tertentu.
Beberapa contoh filatelis kelas dunia dengan spesialisasi koleksi adalah: Hiroyuki Kanai spesialis prangko- prangko terbitan awal di negara Mauritius; Emilio Diena spesialis benda- benda pos dari kerajaan-kerajaan kuno Itali; Tono D. Putranto spesialis tematik singa; dan Tay Peng Hian spesialis benda filateli zaman penjajahan Belanda di Indonesia.
Untuk menjadi spesialis tentu seorang filatelis muda harus mengembangkan kemampuan riset dan menahan godaan untuk membeli benda-benda di luar area spesialisasinya.
Dengan segala manfaat yang ditawarkan, filateli dapat dikatakan sebagai alternatif yang sangat efisien untuk melawan buruknya pengaruh distraksi akibat screen time di masa pandemi.
Dengan banyaknya sosialisasi dan pembinaan seputar filateli, kita dapat berharap bahwa kelak akan muncul generasi muda dengan kapasitas mental dan intelektual mumpuni serta selera seni yang tinggi.
Bagi yang mau berdiskusi filateli ada whatsapp group bagi Filatelis, email ke: filateli@jepang.com Subject: Filatelis, dengan nama lengkap alamat tanggal lahir dan nomor whatsapp mu, gratis.
*) Penulis adalah peraih medali Vermeil Tematik di Bangkok F.I.P 2013 dan Large Vermeil di Singapore fournation 2016.
Sisanya ada beberapa medali pameran filateli dari tahun 2005 - 2012.
Riwayat pendidikan:Magister pendidikan bahasa Inggris, Universitas Lampung