Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Filateli, Solusi di Era Distraksi dan Pandemi

Sebelum menyusun koleksi untuk pameran, seorang filatelis harus terlebih dahulu mengelompokkan benda-benda filateli yang dimilikinya ke dalam kategori

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Filateli, Solusi di Era Distraksi dan Pandemi
Foto Gilang Adittama
Koleksi filateli yang sedang dibenahi kolektor prangko. 

Oleh Gilang Adittama *)

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Bangun siang, ambil smartphone, login dan absen, kerjakan tugas sekadarnya, lalu main game dan nongkrong di jejaring sosial seharian.

Itulah gambaran umum rutinitas para pelajar di masa pandemi.

Hal ini menjadi keluhan setiap orang tua karena memperpanjang waktu yang anak-anak habiskan di depan layar atau yang populer disebut ‘screen time’.

Sudah begitu banyak kajian ilmiah di ranah pendidikan maupun kedokteran membuktikan banyaknya dampak buruk dari screen time pada manusia modern, khususnya anak-anak dan remaja.

Beberapa pendapat bahkan secara ekstrem mengatakan bahwa kita telah memasuki era distraksi di mana mindfulness (terfokus dan penuh penghayatan) menjadi barang langka.

Berita Rekomendasi

Para orang tua tentu saja menginginkan anak-anak mereka tetap berada di kondisi mindful dengan melakukan kegiatan edukatif di rumah selama pandemi.

Untuk menjawab kerisauan tersebut, filateli sebetulnya bisa menawarkan beragam manfaat bagi anak-anak dan remaja di era distraksi dan pandemi.

Sejak awal munculnya, hobi filateli seolah sudah ditakdirkan menjadi hobi indoor.

Kegiatan seperti ini tentu bisa menjadi pilihan sehat bagi tubuh dan jiwa di masa pandemi saat ini.

Hobi ini tidak menuntut penggiatnya untuk banyak ke luar rumah ataupun melakukan kontak fisik dengan penggiat lainnya.

Dahulu, para pesohor seperti Raja George ke-5, Franklin D Roosevelt, Charlie Chaplin, dan John Lennon yang jelas tidak punya banyak waktu luang juga memilih filateli sebagai pelepas penat.

Di zaman serba modern ini, seorang filatelis bisa dengan mudah mendapatkan benda pos incarannya mulai dari prangko sampai arsip- arsip cetakan langka melalui lelang online yang diselenggarakan oleh berbagai balai lelang internasional seperti Gaertner, Stanley Gibbons, Sotheby, Christie, Spink, dan David Feldman.

Koleksi filateli yang sedang dibenahi kolektor prangko.
Koleksi filateli yang sedang dibenahi kolektor prangko. (Foto Gilang Adittama)

Setelah barang idaman tiba di rumah, kegiatan berikutnya adalah pengemasan dengan plastik pelindung dan penyusunan ke dalam album atau stock book.

Jika ingin merasakan tantangan lebih, boleh saja seorang filatelis mencoba mempelajari lebih dalam suatu tema tertentu dan menyusun koleksinya untuk dilombakan di ajang pameran tingkat nasional sampai dunia. 

Sebelum menyusun koleksi untuk pameran (‘philatelic exhibit’), seorang filatelis harus terlebih dahulu mengelompokkan benda-benda filateli yang dimilikinya ke dalam kategori- kategori.

Berbagai kategori tersebut biasanya dikembangkan berdasarkan alur cerita tertentu.

Salah satu ‘philatelic exhibit’ dengan prestasi tinggi dan alur cerita sangat menarik dimiliki oleh Ezio Gorretta.

Koleksi berjudul “A DAY WITH MY BEST FRIEND” tersebut menceritakan bagaimana uang digunakan dalam seluruh kegiatan harian seorang tokoh dengan identitas terselubung (https://www.fipthematicphilately.org/exemplexibit2.html).

Setelah dikelompokkan, biasanya alur cerita akan kembali direvisi untuk menyesuaikan antara ilustrasi pada benda filateli dan deskripsi tematik.

Selain alur cerita, terkadang nilai dari suatu koleksi pameran bisa ditentukan oleh upaya sang kolektor melakukan penelitian.

Baca juga: Warisan Dunia Kastil Himeji Jepang Semangatkan Filatelis Mengoleksi Prangko

Dengan pengamatan di bawah kaca pembesar, lampu ultraviolet, dan alat-alat lainnya, beberapa detil tersembunyi seperti kesalahan desain dan cetakan, variasi jenis kertas, cetak tindih, dan lainnya dapat ditemukan lalu dipaparkan secara terperinci.

Banyaknya aktivitas penelitian benda-benda fisik seperti ini tentu saja akan sangat mengurangi screen time harian seseorang.  

Mungkin beberapa pihak akan berargumen sinis bahwa meskipun sehat bagi tubuh dan jiwa, filateli tetap saja tidak sehat bagi dompet, rekening tabungan, maupun neraca keuangan.

Tentu saja ini merupakan fakta tak terelakkan karena sejak dahulu memang filateli disebut the king of hobbies and the hobby of kings.

Gelar tersebut sangat pantas disematkan pada filateli karena memang hobi ini tidak hanya menuntut pembiayaan besar, tetapi juga upaya dan pikiran yang sama besarnya.

Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan besarnya anggaran untuk aktivitas daring sepertinya filateli masih lebih aman dan masuk akal.

Untuk membeli seperangkat gawai dan alat-alat pendukungnya, orang tentu tidak segan menghabiskan jutaan rupiah sementara rata- rata gawai tersebut harganya akan jatuh sampai 70 persen dalam hitungan bulan.

Anggarannya akan semakin membengkak jika pulsa atau biaya langganan Wi-Fi dan biaya perawatan ikut dihitung.

Berbeda dengan semua pengeluaran tak berbekas tersebut, koleksi benda filateli merupakan aset jangka panjang yang tak habis dimakan zaman, minim biaya perawatan dan nilainya terus bertambah.

Di balik kebutuhan terhadap pendanaan besar, sebetulnya filateli merupakan hobi sarat nilai edukasi.

Pada dasarnya benda-benda pos bisa digolongkan ke seni fungsional (functional art) maupun seni murni (fine art).

Sebagian dari 40 filatelis Indonesia yang berdiskusi, Senin (29/3/2021) selama 3 jam 25 menit lewat aplikasi zoom.
Sebagian dari 40 filatelis Indonesia yang berdiskusi, Senin (29/3/2021) selama 3 jam 25 menit lewat aplikasi zoom. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Bagi filatelis, prangko dan benda lainnya merupakan sebuah karya seni bernilai historis yang layak dinikmati layaknya kaum kelas atas menikmati keindahan lukisan atau pahatan.

Pada masa di mana cita rasa seni telah banyak hilang dari generasi muda, filateli jelas dapat berperan sebagai pemicu tumbuhnya kembali rasa tersebut.

Selain cita rasa seni, berkecimpung serius dengan pembimbingan maksimal di hobi ini juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan melatih fokus.

Kebanyakan filatelis berfokus pada suatu area tertentu.

Beberapa contoh filatelis kelas dunia dengan spesialisasi koleksi adalah: Hiroyuki Kanai spesialis prangko- prangko terbitan awal di negara Mauritius; Emilio Diena spesialis benda- benda pos dari kerajaan-kerajaan kuno Itali; Tono D. Putranto spesialis tematik singa; dan Tay Peng Hian spesialis benda filateli zaman penjajahan Belanda di Indonesia.

Untuk menjadi spesialis tentu seorang filatelis muda harus mengembangkan kemampuan riset dan menahan godaan untuk membeli benda-benda di luar area spesialisasinya.   

Dengan segala manfaat yang ditawarkan, filateli dapat dikatakan sebagai alternatif yang sangat efisien untuk melawan buruknya pengaruh distraksi akibat screen time di masa pandemi.

Dengan banyaknya sosialisasi dan pembinaan seputar filateli, kita dapat berharap bahwa kelak akan muncul generasi muda dengan kapasitas mental dan intelektual mumpuni serta selera seni yang tinggi.   

Bagi yang mau berdiskusi filateli ada whatsapp group bagi Filatelis, email ke: filateli@jepang.com Subject: Filatelis, dengan nama lengkap alamat tanggal lahir dan nomor whatsapp mu, gratis.

*) Penulis adalah peraih medali Vermeil Tematik di Bangkok F.I.P 2013 dan Large Vermeil di Singapore fournation 2016.

Sisanya ada beberapa medali pameran filateli dari tahun 2005 - 2012.

Riwayat pendidikan:Magister pendidikan bahasa Inggris, Universitas Lampung

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas