Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jakarta: Simpang Temu Umat Beragama

Basis membangun persatuan adalah kebijakan yang setara dan berkeadilan, bukan sentimen emosional semata.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jakarta: Simpang Temu Umat Beragama
Facebook Anies Baswedan
Keberagaman Jakarta. 

Oleh: Anies Rasyid Baswedan

TRIBUNNERS - Malam jelang Idulfitri takbir bergema, suara beduk bertalu-talu.

Ribuan tumpah ruah menggemakan takbir di berbagai sudut ibukota.

Sebagian menampakkan wajah haru karena bisa kembali menggemakan takbir di ruang terbuka jelang hari yang fitri.

Rasa haru bercampur gembira itu bukan tanpa alasan.

Tradisi takbir keliling sempat dilarang beberapa tahun sebelumnya.

Bayangkan ketika di kampung halaman para warga menggunakan obor keliling, menggemakan takbir, tapi di ibukota tak diperkenankan melanjutkan tradisi tersebut.

Pada masa pra-pandemi, sikap Jakarta jelas yakni mengizinkan kegiatan takbiran dilaksanakan dengan tertib.

Lebih dari sekadar meneruskan tradisi, ini adalah pesan bahwa warga muslim berhak merayakan malam kemenangan yang dinantikan.

Baca juga: Kementerian Agama: Jalani Natal dan Tahun Baru dengan Menjunjung Kerukunan

Selang beberapa bulan setelah takbir keliling di masa pra-pandemi, di tepi jalan utama di ibukota diwarnai oleh paduan suara menyanyikan lagu-lagu bernuansa Natal.

Berita Rekomendasi

Sejumlah komunitas musik dan paduan suara mahasiswa menyenandungkan lagu-lagu Natal.

Di Jalan Thamrin, pohon cemara besar dan warna merah hadir mendominasi. Untuk pertama kalinya: ibukota mengadakan Christmas Carol jelang Natal.

Cerita lain juga hadir dari saudara kita umat Hindu. Sejak kemerdekaan republik ini, warga Hindu Bali di ibukota tak memiliki fasilitas kremasi untuk umatnya yang meninggal.

Bahkan, umat Hindu Tamil tak pernah bisa punya kuil untuk ibadah. Bersyukur, kini semua fasilitas itu berhasil diwujudkan.

DKI Jakarta menjadi satu-satunya Provinsi yang memberikan hak libur fakultatif bagi umat Hindu yang merayakan Depavali.

Ikhtiar ini yang coba terus dirajut di Jakarta, selain beragam inisiatif yang berpijak pada kesetaraan, upaya lainnya dengan menghadirkan Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). BOTI diberikan ke semua agama.

Melalui BOTI, tiap komunitas agama dapat berkolaborasi untuk membangun fasilitas keagamaan dan menggerakkan manusianya yakni pegiat atau komunitas umat beragama.

Ini adalah pengejawantahan gagasan bahwa ibukota milik semua, inklusif, dengan pola interaksi yang kolaboratif.

Kebijakan dan langkah yang dikerjakan di Jakarta mendasarkan pada gagasan sederhana: Jakarta harus jadi rumah yang mempersatukan, termasuk lintas umat beragama, tanpa kecuali.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas