Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Open Mind, Kolaborasi dan Wakaf, Semua Menyatu dalam Lezatnya Bluder Geulis
Tujuan akhirnya dalam bahasa bisnis kekinian adalah Equity Sharing, yakni sebuah kegiatan bisnis yang dliandasi atas niatan baik
Editor: Husein Sanusi
Open Mind, Kolaborasi dan Wakaf, Semua Menyatu dalam Lezatnya Bluder Geulis
TRIBUNNEWS.COM - TA’AWUN, sebuah keyword berasal dari Al-Qur’an. Sering diinterpretasikan sebagai sebuah konsep saling tolong-menolong dalam kebaikan untuk sebuah objek gerakan keagamaan atau hubungan sosial antar sesama manusia.
Jaman kekinian dalam konteks bisnis mungkin keyword ta’awun bisa diperluas interpretasinya ke makna kolaborasi bisnis. Yakni, sebuah bentuk kerjasama antar satu pengusaha dengan pengusaha lain bisa dalam bentuk melibatkan sedikit pengusaha maupun banyak.
Tujuan akhirnya dalam bahasa bisnis kekinian adalah Equity Sharing, yakni sebuah kegiatan bisnis yang dliandasi atas niatan baik untuk maju bersama, untung bersama termasuk juga rugi bersama.
Bukan hanya bicara tentang pengusaha besar memodali pengusaha kecil dimana biasanya pemodal meraup keuntungan lebih besar tetapi juga bagaimana pengusaha besar turut bertanggung jawab atas berjalan tidaknya sebuah organisasi bisnis dengan tidak hanya membantu permodalan saja tetapi juga mau terjun ke beberapa hal teknis seperti transfer knowledge sistem manajemen, memperluas market dan mau juga membagi pengalaman cara mengurusi setiap human resources yang terlibat dalam proses kegiatan bisnis tersebut.
Satu hal lagi, value yang ditegaskan dalam objek ta’awun tersebut adalah kebaikan (Al-Birru) dan kepasrahan kepada setiap taqdir Allah SWT (At-Taqwa). Dalam prakteknya, dimasukkanlah sistem wakaf dalam sistem bisnis tersebut, dimana penerima wakaf sejak awal berdirinya sebuah unit usaha sudah punya saham dengan jumlah prosentase yang telah disepakati oleh para pelaku bisnis yang ingin berbisnis dengan menerapkan sistem ta’awun tersebut.
Atau bahkan penerima wakaf seperti halnya lembaga pendidikan juga urunan modal dalam mendirikan unit usaha tersebut sehingga penerima wakaf tidak hanya berpangku tangan menerima saja hasil tetapi juga punya kontribusi yang secara psikis akan membesarkan hati sebuah lembaga pesantren tersebut.
Jadi, wakaf disini bukan hanya menjadi instrumen pelengkap yang hanya akan dilirik ketika bisnis untung besar, tapi masuk dan terintegrasi dalam sistem perusahaan sejak awal berdirinya sebuah perusahaan dan bahkan menjadi ruh dari perusahaan tersebut.
Begitulah kira-kira manajemen bisnis yang sedang dibangun oleh Ketua Umum FORBIS IKPM Gontor, Ustadz Agus Maulana, ketika membuka sebuah unit usaha baru bernama Bluder Geulis yang dilaunching pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.
Bluder Geulis adalah sebuah mimpi anak-anak muda di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang ingin membantu mensupport kegiatan pendidikan bagi anak-anak tidak nampu di seluruh pelosok negeri. Maka sejak awal, dalam sistem manajemen Bluder Geulis ada 40 persen saham yang dimiliki oleh Pesantren Darul Falah, Cimenteng, Subang.
Bluder Geulis adalah HUB connection, yang menjembatani produk-produk UMKM agar bisa naik kelas, berkibar di negeri sendiri ditengah serbuan kuliner dan produk luar. Bluder Geulis adalah sebuah produk kreatif yang lahir dari CINTA dan Kebersamaan serta Ketulusan untuk menggapai hidup yang lebih bermakna dengan spirit Hidup Sekali, Hiduplah yang berarti.
Lalu dimana letak kolaborasinya? Bluder Geulis bisa berdiri karena keberadaan Bluder Cinta yang jaraknya ratusan kilometer dari Subang tepatnya di Madiun. Di kota brem tersebut ada pengusaha perempuan bernama Mila yang tekun dan cukup sukses merintis usaha Bluder dengan brand Bluder Cinta.
Bluder Cinta adalah salah satu produk anggota FORBIS yang sempat viral karena namanya yang menggugah setiap perasaan yang membaca keyword Cinta. Siapapun dari kita ketika membaca keyword Cinta, pasti akan tergugah. Disitu ada keindahan, kecantikan, keelokan, kenikmatan dan bahkan kedamaian.
Setelah dicek, Bluder Cinta memang betul-betul mengundang selera yang nikmat. Terpancar dari kemasan produknya yang dominan dengan warna biru, kelembutan dari setiap tekstur roti ketika digigit menghasilkan sebuah kelezatan hingga gigitan terakhir.