Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Saat Indosat Ooredoo Hutchison Kejar Telkomsel

Merger memadukan kedua entitas dengan harapan usaha mereka akan lebih berkembang, juga merangsang

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Indosat Ooredoo Hutchison Kejar Telkomsel
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Director and Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha (kiri), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kiri), Plt. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman (kedua kanan) dan CEO Huawei Indonesia Jacky Chen saat peluncuran layanan 5G Indosat Ooredoo di Makassar, Sulawesi Selatan (19/11/2021). Indosat Ooredoo, mengumumkan peluncuran layanan komersial 5G di Makassar. Peluncuran ini merupakan kelanjutan dari revolusi 5G di Indonesia, menyusul peluncuran layanan komersial 5G sebelumnya di Solo, Jakarta, dan Surabaya. Layanan 5G komersial Indosat Ooredoo pertama di Indonesia Timur ini merupakan bagian dari kemitraan dengan Huawei yang berupaya membangkitkan kembali sektor ekonomi lokal utama, khususnya sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata.//IST 

Dari sisi layanan, segmen-segmen yang dilayani masing-masing operator berbeda, di perusahaan gabungan tadi masih dilayani seperti semula. Pelanggan Tri yang kebanyakan anak muda akan tetap menikmati tarif bersahabat, demikian pula pelanggan prabayar IM3, serta pelanggan pascabayar premium Indosat.

Indosat Ooredoo Hutchison menjadi operator telko terbesar kedua di Indonesia, dengan kemampuan berkembang, karena potensi kawasan yang belum dibuka masih sangat luas. Apakah bisa menyusul Telkomsel, masih menjadi pertanyaan, sebab ketika IOH membesar Telkomsel tidak akan tinggal diam, apalagi mereka punya kemampuan untuk berkembang.

Apalagi dalam dua tahun ke depan, posisi Telkomsel akan sejajar dengan PT Telkom, keduanya pun sudah dipisah-pisah jenis usahanya oleh Menteri BUMN, Telkom lebih ke bisnis prasarana sementara Telkomsel ke ritel. Bahkan, bisa jadi, Telkomsel akan bermetamorfosa menjadi entitas bisnis sendiri – menjadi BUMN mandiri – dan tidak lagi jadi anak perusahaan PT Telkom, sehingga langkah bisnis mereka lebih fleksibel.

Dibanding IOH, kelebihan Telkomsel mutlak keberpihakan pemerintah kepada BUMN yang lebih besar, yang sudah terbukti sejak beberapa tahun ini. Namun tetap saja, bukan tidak mungkin IOH berkembang lebih cepat, apalagi kalau XL Axiata dan Smartfren bergabung.

Walaupun pada saat ini jumlah (nomor) pelanggan sudah jauh melebihi jumlah penduduk Indonesia, yang juga berakibat pada kondisi zero sum game, bertambahnya pelanggan satu operator berarti pengurangan di operator lain. Sementara fokus operator saat ini cenderung berubah ke ekonomi digital, pada konten yang menghasilkan kebih banyak uang dan mengembangkan bisnis baru berkait dengan transformasi digital.

Telkomsel sangat aktif mengakuisisi berbagai startup yang potensial membesar, mengembangkan otomatisasi industri, layanan Internet of Things (IoT), otomatisasi pertanian, perkebunan, transportasi, dan sebagainya. Mereka bahkan membentuk entitas baru, Telkomsel Ekosistem Digital, yang dalam beberapa tahun menjadi sumber pendaatan potrensial yang baru, tidak lagi sekadar ARPU. ***

*) Moch S Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi, mantan Editor Kompas

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas