Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Dari Desa Menuju Kairo; Gebrakan Monumental Kyai Imam Jazuli

Kabar terbaru dari Pesantren Bina Insan Mulia tentu saja membuat saya pribadi tercengang dan takjub.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Dari Desa Menuju Kairo; Gebrakan Monumental Kyai Imam Jazuli
ISTIMEWA
ILUSTRASI - Wisuda 205 Mahasiswa Indonesia raih gelar sarjana dari Universitas Al Azhar, Licence (Lc), Magister dan Doktor. 

Dari Desa Menuju Kairo; Gebrakan Monumental Kyai Imam Jazuli

Oleh: Salamun Ali Mafaz*

TRIBUNNEWS.COM - Pesantren itu terletak di bawah kaki gunung nan sejuk, tidak nampak gedung-gedung menjulang di sekitarnya, hanya ada sawah, ladang, pepohonan yang rimbun. Dahulu sebelum Kyai Imam babad alas, Desa Tegal Koneng jauh dari radar orang-orang modern. Tapi sekarang, desa itu bagaikan mercusuar yang diketahui banyak kalangan.

Keberadaan Pesantren Bina Insan Mulia inilah yang membuat magnet masyarakat berbondong-bondong datang, untuk menitipkan anak-anaknya pesantren dan untuk menimba ilmu dan amalan.

Kabar terbaru dari Pesantren Bina Insan Mulia tentu saja membuat saya pribadi tercengang dan takjub. Betapa tidak, tahun ini pesantren ini memberangkatkan 90 alumninya untuk studi ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Sebuah gebrakan monumental Kyai Imam Jazuli yang jarang dilakukan khalayak. Hebatnya lagi, para alumni yang diberangkatkan ini bukanlah dari golongan orang-orang yang dari sisi ekonomi kelas atas, melainkan anak-anak kampung dari kalangan ekonomi biasa. Sungguh beruntungnya menjadi alumni Pesantren Bina Insan Mulia, jalan untuk menlanjutkan studi ke luar negeri terbuka lebar.

Kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir merupakan impian banyak santri, karena kuliah di kampus tertua kedua di dunia ini tidak sembarang orang bisa, harus mereka yang orang pilihan. Karena kuliah di Al-Azhar membutuhkan persiapan yang matang, baik materi maupun skill.

Nah, Pesantren Bina Insan Mulia mampu mengatasi kedua syarat itu, secara materi pesantren mencoba melakukan kerjasama dengan beberapa pihak baik program beasiswa ataupun mandiri.

Berita Rekomendasi

Secara skill, santri-santri sudah dipersiapkan matang dengan metode pembelajaran di pesantren ini berbasis program dan kompetensi.

Seperti kemampuan al-Quran ada program tahsin Bima-Qu, dan tahfidz Bima-Qu, sementara untuk program bahasa, santri wajib mengikuti program Amtsilaty dan bagi yang ingin melanjutkan ke Al-Azhar dan Universitas di Timur Tengah lainnya di Bina Insan Mulia ada bimbingan khusus dari pembimbing alumnus Al-Azhar berdasarkan buku Silsilah Al-Azhar Lighoirin Natiqin yang merupakan pembelajaran bahasa Arab mengacu pada kurikulum Al-Azhar Kairo, Mesir.

Selain kedua program ini, santri di pesantren ini juga diasah secara batinnya dengan melakukan amalan Dalail Khairat, berpuasa dan membaca shalawat.

Bisa kuliah di Universitas Al-Azhar merupakan kebanggaan bagi santri dan wali santri, terlebih bagi mereka yang tergolong dari kalangan ekonomi biasa, bisa kuliah di Al-Azhar merupakan keberuntungan hidup.

Ketika saya mendapatkan kabar tahun ini 90 alumni Bina Insan Mulia berangkat studi di Al-Azhar, perasaan saya bergejolak campur aduk, ada haru, senang, bahagia, dan sedih saat mengingat masa lalu saya semasa menjadi santri. Ya, Al-Azhar merupakan impian saya untuk melanjutkan studi. Kampus yang didirikan masa Dinasti Fatimiah tahun 970 M merupakan kampus sentral pembelajaran Islam yang ada di Kairo, Mesir yang selalu saya impikan.

Keinginan saya akhirnya kandas karena selain persoalan biaya, juga minimnya akses dan informasi yang saya ketahui saat itu agar bisa berkuliah di Al-Azhar.

Jadi, gebrakan monumental Kyai Imam Jazuli membuka jalan dari desa menuju Kairo itu sungguh luar biasa. Ingin rasanya saya menjadi santri kembali dan bisa mewujudkan impian studi ke Al-Azhar ini.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas