Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Penggundulan Hutan, Akar dari Bencana Alam dan Kerusakan Lingkungan
Beberapa waktu terakhir ini, isu terkait lingkungan global mulai muncul.Salah satu faktor penyebab pemanasan global adalah penggundulan hutan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu terakhir ini, isu terkait lingkungan global mulai muncul.
Keadaan ini semakin diperparah seiring dengan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar.
Beberapa isu lingkungan yang sering muncul saat ini adalah pemanasan global akibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca diatmosfer yang menyebabkan energi panas dipantulkan kembali ke permukaan sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Salah satu faktor penyebab pemanasan global adalah penggundulan hutan atau deforestasi.
Baca juga: Pembangunan Ekowisata di Hutan Bowosie Labuan Bajo Diklaim Sudah Didukung Masyarakat Adat
Baca juga: Di Peringatan HPN 2022, Ketua DPD RI Sorot Maraknya Deforestasi
Penggundulan hutan merupakan sebuah peristiwa yang sering terjadi dan telah menjadi permasalahan yang serius di tingkat global ataupun nasional.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), deforestasi adalah aktivitas penebangan hutan komersial dalam skala besar.
Sedangkan, menurut Yakin (2015), deforestasi adalah suatu keadaan kawasan hutan yang mengalami penurunan akibat konversi lahan untuk berbagai keperluan, seperti membangun infrastruktur, pemukiman warga, lahan pertanian, lahan pertambangan, dan lahan perkebunan.
Buku rekor dunia Guinnes (2008) menyatakan bahwa Indonesia tercatat sebagai negara dengan hutan yang paling cepat mengalami kerusakan.
Pada tahun 1985-1998, tingkat deforestasi hutan di Indonesia berkisar 1,6 sampai 1,8 juta hektar setiap tahun.
Kemudian, pada tahun 2000, deforestasi di Indonesia terus mengalami peningkatan sekitar 2 juta hektar (Education, 2017).
Angka deforestasi yang tinggi setiap tahun akan mengakibatkan hilangnya lahan hutan dalam jumlah besar sehingga dapat memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan lingkungan hidup.
Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa angka deforestasi tahun 2013-2014 mengalami penurunan.
Dari angka 0,73 juta hektar pada tahun sebelumnya menjadi 0,4 juta hektar setiap tahunnya. Kemudian, pada tahun 2014-2015, angka deforestasi kembali mengalami peningkatan menjadi 1,09 juta hektar.
Lalu, pada tahun 2015-2016, angka deforestasi mengalami penurunan pada angka sekitar 0,63 juta hektar setiap tahunnya dan kembali turun pada angka 0,48 juta hektar pada tahun 2016-2017.